Minggu, 16 Mei 2010

Autisme dan Gangguan Pencernaan

Selama berabad-abad para dokter telah mengetahui bahwa fungsi alat pencernaan yang baik merupakan syarat utama bagi kesehatan. Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk memproses masukan makanan yang dibutuhkan supaya semua alat tubuh bekerja dengan baik. Dilain fihak dinding usus juga harus dalam keadaan sempurna oleh karena ia harus bisa menjaga supaya jangan ada benda-benda yang berbahaya masuk kedalam tubuh kita, seperti misalnya virus, kuman, benda asing dan lain sebagainya.

Nutrisi yang optimal sangat penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki alat tubuh yang rusak dan usang, dan juga untuk reproduksi. Akhir-akhir ini masyarakat makin sadar akan pentingnya nutrisi bagi kesehatan dan juga makin banyak orang yang mencoba menyembuhkan dan mencegah berbagai macam penyakit dengan melakukan diet. Banyak tulisan yang membahas betapa pentingnya diet yang seimbang untuk kesehatan.

Namun demikian banyak orang yang terbiasa mengkonsumsi diet yang seimbang, namun mempunyai problema pencernaan yang cukup parah. Untuk mereka betapapun baiknya makanan yang dikonsumsi, akan tetap sia-sia bila tubuh tak bisa mencerna, menyerap dan membagikan nutrisi tersebut. Mereka akan mengalami kekurangan berbagai macam nutrisi yang bisa mengakibatkan berbagai macam gangguan seperti asma, penyakit kulit, rendahnya kekebalan tubuh, dan juga gangguan pada system saraf.

Kebanyakan anak-anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder) mengalami gangguan pencernaan seperti : hiperpermeabilitas usus (leaky gut syndrome), malabsorbsi, enterocolitis (peradangan usus), gangguan detoksifikasi dan lain sebagainya.

Semua abnormalitas yang ada pada usus ini mengganggu fungsi pencernaan sehingga timbul berbagai macam defisiensi nutrisi. Vitamin dan mineral yang biasanya kurang pada anak-anak ini adalah vitamin B6, zinc, magnesium, calcium dan selenium.

Segala kekurangan tersebut, ditambah pula dengan adanya gangguan lain seperti :

sensitivitas atau alergi terhadap berbagai macam makanan, pencemaran zat-zat kimia dan logam beracun dari lingkungan, bisa membantu menerangkan mengapa anak dengan ASD mempunyai begitu banyak gejala fisik maupun neurologik.

Untuk anak-anak ini pencernaan yang sehat merupakan hal yang vital. Terganggunya fungsi alat pencernaan mempunyai dampak yang sangat buruk untuk kesehatan anak itu secara menyeluruh. Oleh karena itu dalam menangani anak dengan ASD alat pencernaanlah yang harus diperiksa dan diperbaiki terlebih dahulu.
Kita semua mengetahui betapa sulitnya memberi makan anak dengan ASD. Mereka mempunyai alat pengecapan yang sangat peka, hanya menyukai makanan yang itu-itu saja. Mereka tidak mau untuk mencicipi makanan yang lain. Kebanyakan dari mereka tak suka sayur dan tak suka buah. Bahkan ada yang hanya hidup dari susu dan mi instan dengqan coklat sebagai cemilannya. Tidaklah heran bila banyak dari mereka kekurangan nutrisi dan vitamin. Meskipun susu kandungan proteinnya (casein) tinggi, namun 95% anak ASD alergi terhadap casein dan gluten. Hal ini diketahui dari pemeriksaan “comprehensive food allergy” pada sekitar 200 anak Indonesia dengan ASD.

Mengganti pola makan anak ASD membutuhkan ketekunan, kegigihan dan konsistensi yang luar biasa. Disini peran orang tua dan orang-orang didalam rumah (para opung, tante, oom dan juga pembantu) sangat besar. Semuanya harus sepakat untuk membantu anak tersebut.

Masih banyak orang tua yang merasa gamang untuk menerapkan pola makan yang berbeda tersebut, oleh karena takut anaknya kurang gizi, tantrum, jadi sakit-sakitan dan sebagainya. Namun beberapa orang tua yang berhasil, melihat perubahan yang besar pada anaknya; mereka jadi lebih menyukai makanan yang sehat, pencernaannya membaik, pola tidur jadi bagus, demikian juga perilakunya.

Tentu saja setiap anak berbeda. Bila gangguan yang dialami sianak bukan hanya pada pencernaannya saja, tentu saja hal-hal yang lainnya pun harus diperbaiki.

http://www.autisme.or.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar