Rabu, 11 April 2012

sistem informasi berbasis computer dengan contoh sistem pakar

Pengertian system informasi berbasis computer n contoh system pakar

Secara garis besar pengertian sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Atau dengan kata lain sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.
Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999) ; Sistem informasi adalah sebuah sistem informasi yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
Menurut Bodnar dan HopWood (1993) ; Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Menurut Alter (1992) ; Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan.
Menurut Robert A. Leitch ; sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Komponen Fisik Sistem Informasi terdiri dari beberapa perangkat sebagai berikut :
1.Perangkat keras computer : CPU, Storage, perangkat Input/Output, Terminal untuk interaksi, Media komunikasi data
2.Perangkat lunak computer : perangkat lunak sistem (sistem operasi dan utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).
3.Basis data : penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
4.Prosedur : langkah-langkah penggunaan sistem
5.Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:
- Clerical personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator);
- First level manager: untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.
- Staff specialist: digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.
- Management: untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khsus, analisis khusus, laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang.
Beberapa contoh Sistem Pakar pada sistem informasi berbaisi komputer :
1. MYCIN : Diagnosa penyakit
2. DENDRAL : Mengidentifikasi struktur molekular campuran yang tak dikenal
3. XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar
4. SOPHIE : Analisis sirkit elektronik
5. Prospector : Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit
6. FOLIO : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi
7. DELTA : Pemeliharaan lokomotif listrik disel.

Lisa.Nofrianti/10508123/4PA04

perbedaan struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer

ANALISA STRUKTUR KOGNISI MANUSIA DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

PERBEDAAN STRUKTUR KOGNISI MANUSIA DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

A. STRUKTUR KOGNISI MANUSIA
Struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun, yang disusun dengan pola tertentu, sedangkan kognitif, Menurut Livingstone, kognitif adalah kemampuan berpikir dimana yang menjadi objek berpikirnya terjadi pada diri sendiri. Segala sesuatu tentang pengetahuan, kesadaran, kontrol yang dihasilkan dari proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia
Kognitif sains melihat alam berfikir manusia.

sesuatu yang kompleks yang melakukan perilaku, yaitu :
menerima (receives)
menyimpan (stores)
menarik (retrieves)
mentransformasi (transforms)
mentransmisi (transmits)

Struktur Kognisi manusia dibahas dalam kajian bidang Psikologi Kognitif yang sebenarnya merupakan titik temu (overlapping areas) dengan bidang Ilmu Komputer

Artinya : “isu atau hasil studi di bidang Psikologi Kognitif, dapat diketahui oleh para ahli di bidang Ilmu Komputer”

“menghasilkan suatu produk teknologi yang cocok dan berguna bagi manusia”

Menurut seorang tokoh yang bernama Ausabel ia mengemukakan bahwa struktur kognitif merupakan organisasi pengetahuan atau dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan. Struktur kognitif seseorang tidak lain adalah organisasi pengetahuan faktual yang diperoleh dari lingkungan. Struktur kognitif terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau pengetahuan pun akan terus berkembang. Keadaan struktur kognitif yang berkembang inilah yang mungkin menjadi prasyarat bagi seseorang yang untuk mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan atau informasi lain dari lingkungan sehingga struktur kognitif ini dapat memiliki kemampuan untuk berkembang.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu:
a. Berdasarkan kedewasaan dan perkembangan individu
b. Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegrasi
c. Ketepatan dalam mentransformasi informasi stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya.
Penggunaan Komputer di Bidang Psikologi Kognitif Memiliki Keterkaitan dengan:
* Penyimpanan data Æ memory
* Proses coding
* Pembelajaran berbasis komputer (SPSS, games, CAI)
* Proses persoalan yang dikaitkan dengan berpikir
* Icon komputer (berhubungan dengan interaksi manusia dengan computer atau Human –

Computer Interaction)
Manusia tidak berpikir seperti komputer, karena manusia lebih tinggi dari komputer. Komputer hanya alat untuk membantu manusia dalam melakukan kinerja yang lebih maksimal.


B. ARSITEKTUR KOGNITIF


1. Pengertian Arsitektur Kognitif
Ini adalah penjelasan mengenai komponen komputer, serta tentang organisasi komputer. Telah di deskripsikan fungsi dan desain berbagai unit komputer digital yang menyimpan dan mengolah informasi. Berkaitan dengan unit komputer yang menerima informasi dari sumber eksternal dan mengirimkan hasil terkomputasi ke destinasi eksternal. Kebanyakan materi yang dibahas disini ditujukan untuk hardware komputer dan arsitektur komputer. Hardware komputer terdiri dari sirkuit elektronik, display, media penyimpanan magnetik dan optik, perangkat elektromekanik, dan fasilitas komunikasi.
Arsitektur komputer meliputi spesifikasi sekumpulan instruksi dan unit hardware yang melaksanakan instruksi tersebut. Disini dibahas pula banyak aspek pemrograman dan komponen software dalam sistem komputer. Sangatlah penting mempertimbangkan aspek hardware dan software pada desain berbagai komponen komputer guna mencapai pemahaman yang baik pada suatu sistem komputer. Memperkenalkan sejumlah konsep hardware dan software, menampilkan beberapa istilah umum, dan memberikan pandangan umum tentang aspek dasar subjek tersebut.
Arsitektur yang dimaksud adalah untuk menggambarkan keseluruhan struktur dan susunan hal yang sangat khusus pada sistem kognitif manusia. Sebuah arsitektur kognitif adalah teori luas mengenai kognisi manusia berdasarkan berbagai pilihan data eksperimen manusia, diimplementasikan sebagai program simulasi komputer. Kognitif arsitektur berbeda dengan riset tradisional dalam bidang psikologi. Yang berperan dalam Kognitif arsitektur adalah integrative. Yang terdiri dari perhatian, memori, penyelesain masalah, pengambilan keputusan, pembelajaran dan sebagainya.
Satu unggulan dari Kognitif arsitektur adalah Kognitif arsitektur dikhususkan untuk mesin virtual manusia. Kognitif arsitektur tidak dapat berdiri sendiri secara umum, harus di isi dengan disiplin ilmu yang dibutuhkan menyelesaikan tugas tertentu. Kombinasi dari Kognitif arsitektur dan pengetahuan tersebut biasanya disebut model. Secara umum dapat dibangun lebih dari satu model untuk sebuah masalah.
Keunggulan lain dari Kognitif arsitektur adalah Kognitif arsitektur merupakan sebuah software yang dibangun oleh programmer. Pertama-tama sebuah model dari masalah pada Kognitif arsitektur haruslah dapat dijalankan dan menghasilkan urutan tertentu. Urutan ini kemudian dibandingkan dengan urutan yang dilakukan oleh manusia untuk membantu model Kognitif arsitektur.
Arsitektur kognitif dapat dicirikan oleh sifat-sifat atau tujuan tertentu, sebagai berikut, meskipun tidak ada kesepakatan umum di semua aspek, yaitu :
a. Pelaksanaan tidak hanya berbagai aspek yang berbeda dari perilaku kognitif tetapi kognisi secara keseluruhan (holisme misalnya tori Unified kognisi). Hal ini berbeda dengan model-model kognitif, yang berfokus pada kompetensi tertentu, seperti semacam pemecahan masalah atau semacam pembelajaran.
b. Arsitektur sering mencoba untuk mereproduksi perilaku sistem model (manusia), dengan cara yang tepat waktu perilaku (reaksi kali) dari arsitektur dan model sistem kognitif dapat dibandingkan secara rinci.
c. Perilaku kuat dalam menghadapi kesalahan, yang tak terduga, dan yang tidak diketahui.
d. Pembelajaran (tidak untuk semua arsitektur kognitif)
e. Parameter bebas -Sistem tidak bergantung pada parameter tuning (berbeda dengan jaringan saraf tiruan (tidak untuk semua arsitektur kognitif)
Sekarang ini Arsitektur Kognitif mengalami kemajuan dalam pengembangan, terupdate dan berorientasi pada tugas HCI yaitu Human-Computer Interface (Hubungan Manusia dengan Komputer). Pada awalnya pengembangan komputer lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dan kecanggihan peralatan komputer, sedangkan dari aspek manusia sebagai user kurang diperhatikan. Hal-hal sederhana seperti kenyamanan dan kemudahan dalam menggunakan komputer jarang diperhatikan. Pada kenyataan sebenarnya, faktor brainware sangat mempengaruhi kinerja sistem komputer itu sendiri. Apabila suatu teknologi lebih mudah dimengerti oleh user maka user dapat menggunakan teknologi itu dengan maksimal. Oleh karena itu, faktor interaksi manusia–komputer pun menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan.
Beberapa teori awal seperti SOAR dan ACT-R awalnya difokuskan hanya pada 'internal' pengolahan informasi agen yang cerdas, termasuk tugas-tugas seperti penalaran, perencanaan, memecahkan masalah, konsep pembelajaran. Baru-baru ini banyak arsitektur (termasuk SOAR, ACT-R, Icarus, CLARION telah diperluas untuk mencakup persepsi, tindakan dan juga afektif negara dan proses-proses termasuk motifasi, sikap, dan emosi)
Tiga dari empat hal yang menonjol pada system produksi adalah Soar, EPIC dan ACT-R (bagian dari ACT-R/PM).

I. Soar
Pengembangan dari Soar dikembangkan oleh Allan Newell dan Soar telah digunakan untuk model dalam jenis aktivitas human kognitif dari sebab silogistik (Polk & Newell, 1995). Ketika Soar adalah sebuah sistem produksi, ini memungkinkan pemikiran Soar pada sebuah level yang abstrak. Prinsip dalam membangun Soar ini adalah berdasrkan Model Human Processor, the Problem Space Principle. Soar memberikan semua aktivitas kognitif yang terjadi pada sebuah jangkauan masalah dimana terdiri dari sejumlah bagian.
Soar menciptakan sebuah aturan produksi. Ini penting untuk dipelajari kebuntuan tidak sama dengan kegagalan atau ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah tetapi dapat diselesaikan dengan sederhana dimana banyak pilihan tindakan yang bagus dan Soar memilih satu darinya.


II. EPIC
Membangun sebuah model dalam EPIC membutuhkan pengetahuan yang spesifik dalam bentuk produksi. Karena ada sejumlah prosesor dimana ada sejumlah parameter dalam EPIC. Ada dua parameter pada EPIC: standar dimana sistem parameter dipercaya pada tugas silang dan tipikal dimana jarak lintas dapat diubah-ubah. Prosesor Kognitif EPIC adalah sebuah sistem produksi, sama halnya dengan digunakannya CCT untuk pekerjaan yang lebih cepat. Satu hal yang menonjol dari sistem ini adalah aturan persekutuan yang dimasukkan ke dalam siklus produksi.
Ketika LICAI dan Soar tidak cukup untuk memutuskan persepsi performansi dan tindakan komponen terhadap berbagai tugas.EPIC tidak melengkapi untuk menangani beberapa hal yang mencakup oleh arsitektur lain. Faktanya,EPIC tidak termasuk dalam pembelajaran mekanisme, hal ini menjadi sulit untukmelanjutkan model EPIC untuk banyak bidang Soar dengan sukses.

III. ACT-R/PM
ACT-R/PM mewakili pendekatan lain untuk mengisi AC yang diintegrasikan, mengkombinasikan model kognitif yang luas dan kaya akan gerakan persepsi. ACT-R/PM adalah pengembangan dari ACT-R AC dengan modul mirip seperti yang ditemukan pada EPIC. ACT-R/PM awalnya didesain bukan untuk model dengan banyak modal, banyak situasi pada masalah seperti pada EPIC. ACT-R tidak dapat menunjukan penghematan waktu pada dua buah tugas dengan situasi yang sama karena pengoperasiannya menganut system seri.
System ACT-R sudah berkembang dengan baik. Tidak seperti EPIC dan Soar, memori pada ACT-R bukan hanya berupa symbol-simb, sederhana saja,. Namun setiap elemen deklaratif memory dapat dihubungkan dengan nilai aktivasi yang kemudian menguraikan seberapa cepat informasi tersebut dapat diakses. Ketiga ACT-R berisi mengenai mekanisme pembelajaran, bukan system pembelaran yang dapat digunakan seperti pada Soar. Mekanisme ini berdasarkan ada analisa rasional dari informasi yang dibutuhkan dari system kognitif. Elemen yang diaktifkan pada memori deklaratif didasarkan pada analisa Bayesian mengenai kemungkinan elemen memori yang dibutuhkan pada waktu tertentu. Fungsi ini kemudian merupakan utilitas umum dari elemen tersebut, yang mencerminkanlevel dasar dasi aktivasi tersebut.

Setelah dibahas diatas mengenai ketiga jenis sistem produksi, yaitu Soar, EPIC dan ACT-R/PM dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga system produksi tersebut memiliki kesamaan tertentu. Namun perbedaan mendasar pada ketiganya adalah focus utama dari masing-masing system produksi, mereka menggunakan pendekatan berbeda dalam melihat aspek kognitif manusia


C. ANALISA PERBEDAAN STRUKTUR KOGNISI MANUSIA DAN ARSITEKTUR KOMPUTER
Setiap pemrosesan informasi (baik oleh mesin maupun oleh manusia) selalu mengandung pengkategorian (categorizing) dan pengenaan konsep (conceptualizing). Kategori dan konsep ini sebenarnya adalah sebuah cara pandang (model atau tiruan) seseorang (atau sebuah mesin) tentang dunia sekelilingnya. Kognitif merupakan aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Struktur kognitif meliputi sistem, skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi, dalam teori-teori kognisi mengandung struktur pengetahuan atau struktur kognisi yang terbangun sepanjang hidup seseorang, sebagai hasil dari pengalamannya dan kontak-kontak sosialnya.
Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia. Sedangkan arsitektur komputer dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.
Sehingga analisa yang mendasar antara struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer adalah

Sumber :
http://ergonomikognitif.blogspot.com/2011/12/arsitektur-kognitif.html

Lisa Nofrianti/10508123/4PA04

Kamis, 12 Januari 2012

Dampak Internet Yang Mempengaruhi Seseorang Yang Berperilaku Antisocial Lisa Nofrianti/10508123/4PA04

Menurut saya artikel yang dibuat oleh rizqi angga, sudah sangat jelas. Artikel tersebut menjelaskan sejarah computer dari yang hanya diciptakan untuk kegiatan alat bantu hitung, hingga sekarang yang sudah difungsikan lebih ke hiburan dan multimedia. Pada artikel ini juga dijelaskan penggunaan komputer pada teknologi internet. Di artikel ini dijelaskan, dengan teknologi internet kita bisa memperoleh informasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi seperti, kesehatan, rekerasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani, sosial, dll. Serta yang berhubungan dengan kehidupan professional seperti, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi, dll.

Disamping keunggulan dan fungsi internet diatas,tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan teknologi tersebut juga menimbulkan dampak negative. Seperti game-game online yang mengajarkan kekerasan, serta situs-situs porno. Computer dan internet juga memberi andil dalam terciptanya kepribadian Antisocial. Ini dikarenakan sifat dari computer dan internet yang membuat seseorang menjadi kecanduan internet dan asik dengan kehidupan dia di dunia maya. Situs-situs yang ada dalam internet dengan jasa dan layanan yang ditawarkan dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan orang yang memakainya.

Kepribadian antisocial adalah sikap yang tidak mau membaur dan berinteraksi dengan dunia luar. Subjek cenderung memikirkan diri sendiri, tidak perduli dengan masalah orang disekitarnya. Subjek hanya perduli kepada dirinya sendiri dan aktivitas subjek itu sendiri. Orang yang antisocial cenderung tidak mau menerima masukan dari orang lain, dan ini yang sering menjadikan penyebab terjadinya konflik bagi para antisocial di lingkungannya.

Dalam PPDGJ-1 dijelaskan bahwa kepribadian antisocial sebagai orang yang pada dasarnya tidak tersosialisasi. Perilakunya berulang-ulang membawanya ke dalam konflik dengan masyarakat. Subjek tidak mempunyai loyalitas terhadap kelompoknya maupun terhadap norma-norma social. Subjek pada umumnya egosentrik, tidak bertanggung jawab, implusif, tidak mampu merubah diri, baik karena pengalaman maupun karena hukuman. Toleransinya terhadap kekecewaan rendah dan cenderung menyalahkan orang lain atau memberi alasan yang masuk akal mengenai perilakunya.

Keberadaan computer dan internet yang hadir sebagai alat yang sangatlah membantu semua kebutuhan seseorang sehingga orang tersebut merasa tidak membutuhkan lagi bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya, sangat mungkin untuk menimbulkan kepribadian antisocial. Jika ketergantungan akan alat tersebut masih kecil, mungkin kepribadian antisocial itu belum akan terlihat jelas, namun semakin besar ketergantungan rasa butuh dan puas akan alat tersebut secara berlebihan, dapat membuat orang manic, bahkan bukan lagi hanya tidak membutuhkan istirahat, orang tersebut juga bisa saja merasa tidak lagi membutuhkan peran orang lain dalam kehidupannya.

Kamis, 24 Februari 2011

bahasan minggu kelima

Ambient condition & Architectural Features

A. Definisi Ambient condition
Ambient condition yaitu kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti sound, cahaya/ penerangan, warna, kualitas udara, temperature, dan kelembaban.

B. Definisi Architectural Features
Architectural features yang tercangkup di dalamnya adalah seting-seting yang bersifat permanent, misalnya di dalam ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap, serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung architectural features meliputi layout tiap lantai, desain, dan perlakuan ruang dalam dan sebagainya.

Sumber :
elearning.gunadarma.ac.id/...psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf.

bahasan minggu ketiga dan keempat

Pendekatan Teori dan Metode Penelitian Psikologi Lingkungan

A. Pendekatan Teori Psikologi Lingkungan

Ada 3 orientasi teori besar dalam psikologi lingkungan yang menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Pertama, perilaku disebabkan oleh faktor dalam (deterministik). Dua, perilaku disebabakan faktor lingkungan atau proses belajar. Ketiga, perilaku disebabkan interaksi manusia-lingkungan.
Beberapa pendekatan teori dalam psikologi lingkungan yaitu : Teori Arousal, Teori Stimulus Berlebihan, Teori Kendala Perilaku, Teori Tingkat Adaptasi, Teori Stres Lingkungan, dan Teori Ekologi.

1. Teori Arousal (Arousal Theory)
Arousal (pembangkit) : tingkat keterbangkitan adalah bagian penting dari emosi. Teori ini berpendapat bahwa emosi tingkat tinggi dalam keterbangkitan seperti : kemarahan, ketakutan dan kenikmatan, sedangkan tingkat keterbangkitan yang rendah seperti : kesedihan dan depresi (Dwi Riyanti dan prabowo, 1997). Dalam psikologi lingkungan hubungan antara arousal dengan kinerja.
Menurut Mandler (dalam Hardy dan Hayes, 1985) menjelaskan bahwa emosi muncul pada saat tidak diharapkan atau pada saat rintangan yang tertantang untuk mencapai tujuan yang menimbulkan pengalaman emosional. Perubahan emosi yang secara ekstrim seperti : bergembira dan bergairah pada saat tertentu atau perasaan dukacita. Mandler menamakan sebagai teori interupsi. Manusia memiliki motivasi untuk mencapainya yang disebut “dorongan-keinginan otonomik” fungsinya untuk memunculkan arousal sehingga dapat berubah-ubah dari aktifitas ke satu aktifitas lainya
Menurut sarwono, 1992 dalam psikologi lingkungan hubungan antara arousal dengan kinerja seseorang dijelaskan : tingkat arousal yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah, makin tinggi tingkat arousal akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula.

2. Teori Beban Stimulus (Stimulus Load Theory)
Teori beban stimulus adalah adanya dugaan bahwa manusia memiliki kapasitas yang terbatas dalam memproses informasi. Menurut Cohan (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) input (masukan) yang melebihi kapasitas akan cenderung untuk mengabaikan beberapa masukan dan mencurahkan perhatian lebih banyak ke hal lain. Jika kelebihan kapasitas sehingga individu tidak mampu lagi mengatasi kognisinya, maka menyebabkan individu mengalami gangguan kejiwaan seperti merasa tertekan, bosan, dan tidak berdaya. Manusia akan memilih stimulus mana yang akan dipriotaskan atau diabaikan untuk menentukan reaksi-reaksi positif dan negatif terhadap lingkungan.
Teori ini juga mempelajari pengaruh stimulus lingkungan yang kurang menguntungkan. Perilaku-perulaku yang muncul dalam situasi tertentu ada yang understimulus ataupun berbalik menjadi overstimulus.

3. Teori Kendala Perilaku (Behavioral Constrain Theory)
Teori Kendala Perilaku membahas tentang kenyataan, atau perasaan, kesan yang terbatas dari individu terhadap lingkungan. Menurut Stokols (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) lingkungan dapat mencegah, mencampuri, atau membatasi membatasi perilaku penghuni. Teori ini berkenyakinan dalam situasi tertentu seseorang benar-benar kehilangna beberapa tingkat kendali lingkunganya.
Brem-brem (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) memiliki enomena ini beistilah reakstansi psikologi (psycological reanctance). Berpendapat ketika merasakan bahwa kita sedang kehilangan kontrol atau kendali terhadap lingkungan, berawal dari merasa dalam diri yang tidak nyaman kemudian mencoba menekankan lagi fungsi kendali kita.
Sarwono (1992) menjelaskan situasi yang tidak menyenangkan jika pilihan alternatif tidak ada, atau bertingkahlaku alternatif lain yang dicoba untuk dikakukannya ternyata gagal dalam mengatasinya dan terjadi berulangkali, maka akan memunculkan perasaan putus asa ataupun tidak berdaya. Ketidakberdayaan inilah yang disebut learned helplessness (ketidakberdayaan yang dipelajari).

4. Teori Tingkat Adaptasi
Sarwono (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) teori tingkat adapatasi lebih membicarakan secara spesifik, yaitu 2 proses yang terkait pada hubungan tersebut:
a. adaptasi adalah mengubah tingkah laku atau respon-respon agar sesuai dengan lingkunganya, misalnya dalam situasi yang keadaan dingin atau suhu menurun yang menyebabkan terjadinya otot kaku dan dapat menurunkan aktifitas motorik.
b. Adjustment adalah mengubah lingkungan supaya menjadi sesuai dengan lingkunganya, misalnya keadaan dingin bisa saja orang membakar kayu untuk memenaskan tubuhnya. Salah satu cara tersebut dilakuakan seseoarang supaya tercapainya keseimbangan dengan lingkungannya (homeostatis).
Teori ini mirip dengan teori stimulus berlebihan, menjelakan bahwa suatu stimulus dapat dirumuskan untuk mengoptimalkan perilaku. Nilai lain pada pendekatan ini adalah pengenalan tingkat adaptasi pada individu. Tingkat adaptasi dimana pada akhirnya individu terbiasa dengan lingkunganya atau tingkat pengharapan individu pada kondisi lingkungan tertentu. Bahkan pendekatan ini ketika menghadapi lingkungan yang sama akan memunculkan respon yang berbeda-beda.
Sarwono (1992) terdapat 3 katagori stimulus yang dijadikan acuan dalam psikologi lingkungan dengan tingkah laku yaitu : Stimulus fisik yang merangsang indra (suara, cahaya, suhu udara), Stimulus sosial dan gerakan. Dari ke tiga stimlus mengandung dimensi yaitu : intensitas,diversitas,dan pola

5. Teori stres lingkungan
Teori stres menekankan pada mediasi peran-peran, fisiologi, kognisi dalam interaksi antara manusia dan lingkungan. Pengindraan manusia dimana suatu respons stres yang terjadi pada segi-segi lingkungan melebihi tingkat optimal dan manusia itu akan merespons berbagai cara untuk mengurangi stres. Menurut (Sarwono,1992) reaksi waspada (alarm reaction) terhadap stresor dapat berupa meningkatnya denyut jantung atau meningkatnya adrenaliin, sementara reaksi penolakan dapat berupa tubh menggigil kedinginan atau berkeringat kepanasan. Suatu bentuk coping, ketika individu akan bereaksi terhadap stresor, individu menghindar dan menyerang secara fisik atau verbal, atau mencari kompromi.

6. Teori ekologi
Menurut pemikiran oara ahli teori ekologi adalah gagasan tentang kecocokan manusia dengan lingkungan. Menurut Roger (dalam Sarwono, 1992) tingkah laku tidak hanya ditentukan dari gagasan kecocokan manusia dengan lingkungan, melainkan keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.
Menurut baker hubungan tingkah laku dengan lingkungan adalah seperti dua arah atau interpendensi ekologi dan mempelajari hubungan timbal balik antara lingkungan dengan tingkah laku. Pada teori baker terdapat seting perilaku adalah pola tingkah laku kelompok bukan individu yang terjadi akibat kondisi lingkungan tertentu (physical milleu).
Dikatakan oleh Vitch dan Arkkelin (1995) bahwa belum ada grands theories psikologi terdiri dalam psikologi lingkungan dan yang baru ini dalam tataran mini. Beberapa teori ini dari dasar empiris tetapi kurang didukung dari data empiris dan metode penelitian yang digunakan belum konsisten. Olehkarena itu 3 orientasi teori psikologi yang slanjutnya akan dipaparkan secara mendalam mengenai teori mini dalam psikologi. Salah satu teori medan Kurt Lewin dengan bermula B=f (E,O). Perilaku merupakan fungsi dari lingkungan dan organisme. Berdasarkan premis dasar muncul beberapa teori mini seperti : teori beban lingkungan, teori hambatan perilaku, teori level adaptasi. Teori stres lingkungan dan teori ekologi.
Yang berbeda dari teori sebelumnya, akan dijelaskan adalah
Teori Beban lingkungan
Premis dasar teori ini adalah manusia mempunyai kapasitas terbatas. Menurut Cohen ada 4 dasar teori ini yaitu :
a. Manusia mempunyai kapasitas yang terbatas dalam pemrosesan informasi.
b. Ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas pemrosesan informasi, pemrosesan perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.
c. Ketika stimulus sedang berlangsung diperlukan respon adaptif yaitu stimulus akan di evaluasi melalui proses pemantauan dana keputusan dibuat atas dasar respon pengatasan masalah
d. Jumlah perhatian yang diberikan orang tidak konstan sepanjang waktu tetapi tidak sesuai kebutuhan.

B. Metode Penelitian Dalam Psikologi Lingkungan

Veitch dan Arkkelin (1995) ada 3 metode yang biasa digunakan dalam psikologi lingkungan. Ketiga metode penelitian itu adalah: Eksperimen Laboratorium, Studi Korelasi, dan Eksperimen Lapangan.

a) Eksperimen Laboratorium
Veitch dan Arkkelin (1995), jika seorang peneliti memiliki perhatian terutama yang berhubungan dengan tingginya validitas internal, maka eksperimen laboratorium merupakan pilihan yang biasa diambil. Metode ini memberikan kebebasan kepada eksperimenter untuk memanipulasi secara sistematis variabel yang diasumsikan sebagai penyebab dengan cara mengontrol kondisi-kondisi secara cermat yang bertujuan untuk mengurangi variable-variabel yang mengganggu (extraneous variables). Metode eksperimen laboratorium juga mengatur pengaruh manipulasi-manipulasi tersebut. Dengan ini, maka hasil pengumpulan data adalah benar-benar variabel yang telah dimanipulasikan oleh eksperimenter. Metode ini memilih subjek secara random dalam kondisi eksperimen, jadi setiap subjek memiliki kesempatan yang sama dalam setiap kondisi eksperimen.

b) Studi Korelasi
Veitch dan Arkkelin (1995), jika seorang peneliti ingin memastikan tingkat validitas eksternal yang tinggi, maka seorang peneliti dapat menggunakan variasi-variasi dari metode korelasi. Pada metode ini, studinya dirancang untuk menyediakan informasi tentang hubungan-hubungan di antara peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam nyata yang tidak dibebani oleh pengaruh pengumpulan data.
Ketika korelasi digunakan, maka tidak ada penyimpulan yang dimungkinkan, karena hanya diketahui dari dua atau lebih variabel yang berhubungan satu dengan yang lain. Sebagai contoh, seorang peneliti dapat menentukan bahwa kepadatan penduduk berhubungan dengan bermacam indikator dari patologi sosial dengan menggunakan metode korelasi, tetapi dia tidak dapat memberikan pernyataan bahwa kepadatan penduduk menyebabkan patologi sosial. Berbeda dengan eksperimen laboratorium, studi korelasi meminimalkan validitas eksternal tetapi seringkali validitas internalnya lemah.

c) Eksperimen Lapangan
Veitch dan Arkkelin (1995), jika seorang peneliti ingin menyeimbangkan antara validitas internal yang dapat dicapai melalui eksperimen laboratoruim dengan validitas internal yang dicapai melalui studi korelasi, maka dia dapat menggunakan eksperimen lapangan sebagai metode campurannya. Dengan menggunakan metode ini, eksperimenter secara sistematis memanipulasi beberapa faktor penyebab yang diajukan dalam penelitian dengan mempertimbangkan variabel eksternal dalam suatu seting tertentu.
Untuk mencapai pengertian ilmiah terhadap suatu fenomena, seorang ilmuwan tidak hanya mengembangkan teori serta mengamati segala yang menjadi minatnya. Namun juga menentukan metode terbaik, baik untuk menguji teori maupun tujuan pengamatan. Pada analisis terakhir, peneliti harus menentukan tujuan spesifik penelitian kemudian memilih metode yang paling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

sumber :

Senin, 14 Februari 2011

bahasan minggu pertama dan ke dua

A. Latar Belakang Sejarah Psikologi Lingkungan

Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan Field Theory yang merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Lewin juga menhgatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari kepribadian dan lingkungan, sehingga dapat diformulasikan menjadi :

T L= f(P.L)

TL = tingkah laku

f = fungsi

P = pribadi

L = lingkungan

Berdasarkan rumusan tersebut, Lewin mengajukan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi dalam interaksi antara manusia dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu kekuatan-kekuatan yang terjadi di dalam medan interaksi, yaitu daya tarik dan daya mendekat dan daya tolak dan daya menjauh.

Lalu pada tahun 1947, Roger Barker dan Herbert Wright memperkenalkan istilah setting perilaku untuk suatu unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-hari. Istilah psikologi arsitektur pertama kali diperkenalkan ketika diadakan konferensi pertama di Utah dan jurnal profesional pertama yang diterbitkan pada akhir tahun 1960-an banyak menggunakan istilah lingkungan dan perilaku. Baru pada tahun 1968, Harold Proshansky dan William Ittelson memperkenalkan program tingkat doktoral yang pertama dalam bidan psikologi lingkungan di CNUY (City University of New York) (Gifford, 1987).

B. Definisi Psikologi lingkungan

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.

Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan. Soedjatmoko, seorang ahli sosiologi, mengungkapkan harapannya untuk mengangkat mawas diri dari tingkat moralisme semata-mata ke tingkat pengertian psikologis dan historis dan mengenai perilaku manusia. Dalam hal ini beliau memberikan pengertian tentang moralisme dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh psikologis historis suatu lingkungan, tempat orang tersebut bersosialisasi dengan masyarakat binaannya.

Sebagai contoh, tengok saja yang terjadi di zaman sekarang. Kini, banyak orang yang tinggal di dalam lingkungan baik dan religius, namun perilakunya sangat tidak mencerminkan lingkungan tempat dia tinggal. Meskipun orang tersebut sangat kenal dengan moral yang baik, belum tentu orang tersebut akan berlaku baik. Karena ternyata lingkungan sosial di zaman sekarang tidak bisa membentuk pribadi seseorang. Seseorang bisa saja tinggal dalam lingkungan pesantren yang selalu diajarkan akidah dan akhlak yang baik. Namun, sifat dasar manusia selalu penasaran dan ingin mencari kebenaran sendiri dengan mencari perbandingan sendiri.

C. Lingkup Psikologi Lingkungan

Ruang lingkup Psikologi lingkungan lebih jauh membahas tentang rancangan (design), Organisasi dan Pemaknaan. Ataupun hal yang spesifik seperti ruang, bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruangnya serta setting-setting lain pada lingkup bervariasi (Proshansky, 1974)

Jenos lingkungan di dalam sosiologi lingkungan yang beberapa di antaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono, 1992):

  1. Lingkungan Alamiah (Natural Environment)
  2. Lingkungan Binaan / Buatan (Build environment)
  3. Lingkungan Sosial
  4. Lingkungan yang di Modifikasi

D. Ambient Condition & Architectural Features

Hubungan dengan lingkungan fisik menurut Wrightman & Deaux terdapat 2 bentuk kualitas:
1. Ambient Condition : Kualitas fisik keadaan sekitar individu
misalnya : sound, cahaya, warna, temperatur, dsb
2. Architectural Features : mencakup setting-setting yang bersifat permanen. Suatu ruangan antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap, serta peralatan perabotan dan dekorasi

sumber :

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

http://www.anneahira.com/psikologi-lingkungan.htm

Sabtu, 23 Oktober 2010

keanggotaan kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

sumber : http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html