Sabtu, 23 Oktober 2010

keanggotaan kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

sumber : http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html

tujuan kelompok

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:
-
dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
-
mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan dapat dicapai
-
anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan
-
adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok
-
bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam mencapainya
-
adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
-
berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok
sumber : http://kasmanjaati78.wordpress.com/2010/10/03/tujuan-kelompok/

aktivitas kelompok

Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.

Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

TUJUAN
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:

1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.

AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.

TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS
Sesi 1.: Pengenalan Orang
Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Bola tennis
4. Tape rcorder
5. kaset “dangdut”
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
Langkah Kegiatan

1. Persiapan
  • memilih klien sesuai dengan indikasi
  • membuat kontrak dengan klien
  • mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

1. salam terapeutik : Salam dari terapis kepada klien

2. evaluasi/ validasi : menanyakan perasan klien saat ini.

3. Kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:
  • Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
  • Lama kegiatan 45 menit
  • Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
  • terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
  • terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal
  • terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nma yang dibagikan
  • terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
  • terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan).
  • Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.
  • Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.
  • Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
1. Evaluasi :
  • terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK,terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
  • tindak lanjut : terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan.
  • www.wordpress.com

efek instrumental dari keanggotaan kelompok

Efek Instrumental dari Keanggotaan Kelompok

Eefek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari

efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan

suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok

karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok
sumber : http://mimamami-mima.blogspot.com/2010/10/efektifitas-instrumental-dari.html

keanggotaan kelompok

penyebab konflik

  • Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

  • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

  • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

  • Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

perspektif pertukaran sosial

Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan Kelley ini menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Pada perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran sosial semakin fokus pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk mencapai keseimbangan dalam hubungan tersebut.

Teori pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi (Theory of Economic Behavior). Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian komunikasi, misalnya dalam konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan organisasi. Oleh karena itu, teori pertukaran sosial ini, selain menjelaskan mengenai sikap dalam ekonomi, juga menjelaskan mengenai hubungan dalam komunikasi.

Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini (Rahmat, 2002: 121).

Empat konsep tersebut antara lain:

1. Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dalam suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.

2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya.

3. Hasil dan laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila dalam suatu hubungan seorang individu merasa bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.

4. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu seorang individu mengalami hubungan yang memuaskan, tingkat perbandingannya menurun.

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah:

1. Individu yang terlibat dalan interkasi akan memaksimalkan rewards

2. Individu memiliki akses untuk informasi mengenai sosial, ekonomi, dan aspek-aspek psikologi dari interkasi yang mengizinkan mereka untuk mempertimbangkan berbagai alternatif.

3. Individu bersifat rasional dan memperhitungkan kemungkinan terbaik untuk bersaing dalam situasi menguntungkan.

4. Individu berorientasi pada tujuan dalam system kompetisi bebas.

5. Pertukaran norma budaya.

http://teddykw1.wordpress.com/2008/03/01/teori-pertukaran-sosial/

proses pertukaran sosial

Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:

  • Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
  • Jenis hubungan yang dilakukan.
  • Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain

Munculnya teori pertukaran sosial


Pada umumnya,hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi dalam hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran , pengorbanan dan keuntungan . Ganjaran merupakan segala hal yang diperolehi melalui adanya pengorbanan,manakala pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan,dan persahabatan.

Analogi dari hal tersebut, pada suatu ketika anda merasa bahwa setiap teman anda yang di satu kelas selalu berusaha memperoleh sesuatu dari anda. Pada saat tersebut anda selalu memberikan apa yang teman anda butuhkan dari anda, akan tetapi hal sebaliknya justru terjadi ketika anda membutuhkan sesuatu dari teman anda. Setiap individu menjalin pertemanan tentunya mempunyai tujuan untuk saling memperhatikan satu sama lain. Individu tersebut pasti diharapkan untuk berbuat sesuatu bagi sesamanya, saling membantu jikalau dibutuhkan, dan saling memberikan dukungan dikala sedih. Akan tetapi mempertahankan hubungan persahabatan itu juga membutuhkan biaya (cost) tertentu, seperti hilang waktu dan energi serta kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak jadi dilaksanakan. Meskipun biaya-biaya ini tidak dilihat sebagai sesuatu hal yang mahal atau membebani ketika dipandang dari sudut penghargaan (reward) yang didapatkan dari persahabatan tersebut. namun, biaya tersebut harus dipertimbangkan apabila kita menganalisa secara obyektif hubungan-hubungan transaksi yang ada dalam persahabatan. Apabila biaya yang dikeluarkan terlihat tidak sesuai dengan imbalannya, yang terjadi justru perasaan tidak enak di pihak yang merasa bahwa imbalan yang diterima itu terlalu rendah dibandingkan dengan biaya atau pengorbanan yang sudah diberikan.

Analisa mengenai hubungan sosial yang terjadi menurut cost and reward ini merupakan salah satu ciri khas teori pertukaran. Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa mikro, khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal). Pada pembahasan ini akan ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh Homans dan Blau. Homans dalam analisanya berpegang pada keharusan menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di lain pihak berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat yang lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana struktur sosial yang lebih besar itu muncul dari proses-proses pertukaran dasar.

Berbeda dengan analisa yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori pertukaran ini terutama melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat subyektif semata. Hal ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran subyektif atau hubungan-hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi nyata seperti yang diterjadi pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh berpendapat bahwa penjelasan ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur secara empirik.[1] Proses pertukaran sosial ini juga telah diungkapkan oleh para ahli sosial klasik. Seperti yang diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19, para ahli ekonomi seperti Adam Smith sudah menganalisa pasar ekonomi sebagai hasil dari kumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual yang tidak dapat dilihat besarnya. Ia mengasumsikan bahwa transaksi-transaksi pertukuran akan terjadi hanya apabila kedua pihak dapat memperoleh keuntungan dari pertukaran tersebut, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat dengan baik sekali dijamin apabila individu-individu dibiarkan untuk mengejar kepentingan pribadinya melalui pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara pribadi
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pertukaran_sosial

fase pembentukan kelompok

PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL


Manusia dalam masyarakat selalu hidup secara berkelompok-kelompok atau bergolong-golong. Hal ini disebabkan karena manusia sebagai anggota masyarakat, dia ingin mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan manusia sangat banyak jumlahnya diantaranya adalah kebutuhan pokok yang meliputi kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, kebutuhan untuk melangsungkan keturunannya, kebutuhan akan perlindungan dan keamanan baik harta maupun jiwa dan lain sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagian besar tidak dapat dicukupi sendiri melainkan harus bersama-sama dengan orang lain. Karena itu manusia mudah untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Disamping itu pembentukan kelompok ditentukan oleh faktor lain diantaranya adalah :

a. Faktor waktu dan jaman

b. Sebab dan tujuan pembentukan kelompok

c. Sifat-sifat dari para anggota-anggotanya

d. Cara pembentukan kelompok tersebut (dengan paksaan, kebetulan, ataupun sukarela)

  • SEBAB-SEBAB PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

a. Bierens den Haan

Bierens den Haan mengatakan bahwa suatu kelompok memperoleh bentuknya dari kesadaran akan keterikatan yang ada pada anggota-anggotanya. Kelompok tidak hanya karena jumlah anggota-anggotanya saja, melainkan adalah suatu kenyataan yang ditentukan oleh datang perginya anggota-anggotanya. Kenyataan kelompok dinyatakan oleh nilai yang dihayati bersama oleh fungsi kelompok sebagaimana disadari oleh anggotanya. Jadi diantara anggota dalam kelompok tersebut memiliki ikatan psychologis.

b. Andersen dan Parker

Keduanya berpendapat bahwa kelompok adalah kesatuan dari dua atau lebih individu yang mengalami interaksi psychologis satu sama lain. Bahwa kebutuhan akan kelompok ini tidak ditentukan oleh situasi geografis saja, tetapi pada jaman dengan kemajuan tehnologi tinggi dimungkinkan komunikasi satu sama lain dan inilah sebagai faktor pembentuk kelompok. Dikatakan selanjutnya bahwa kelompok akan berakhir sebagai kelompok, apabila interaksi mental diantara para anggotanya berakhir. Faktor pembentukan kelompok adalah faktor psychologis diantara para anggota-anggotanya. Dapat berbentuk norma mengikat, ketidakseragaman pendapat dengan persamaan pendapat harus seimbang, apabila tidak kelangsungan kelompok terancam.

c. Park dan Burgess

Park dan Burgess menyebut bahwa kelompok sebagai “social group” antara para anggotanya perlu ada interaksi dengan faktor-faktor terutama

Ø An inter relationship (hubungan antara paraa anggotanya)

Ø An interplay of personality (teman bermain)

Ø A moving unit of interacting pershonalites (gerak gosial)

d. Lasswell dan Kaplan

Laswell dan Kaplan berpendapat bahwa cooperation adalah fase dalam pembentukan kelompok, sedangkan cooperation (kerjasama) ini terjadi karena adanya tugas yang berbeda-beda. Agar supaya tidak kehilangan tujuan pokoknya maka perlu adanya koordinasi dari bermacam tugas yang berbeda itu. Di dalam ikatan cooperation itu, disamping ikatan formil, maka diketemukan “doing together”. “thingking together” dan “feeling together” dan “feeling toge bher”, orang mau bekerja, berfikir, mempunyai perasaan yang sama karena atau demi kelompoknya. Selanjutnya dalam kelompok inilah ikatan dalam cooperation tersebut mencapai fase ideal. Jadi pembentukan kelompok didasarkan pada:

Ø Adanya keyakinan bersama akan perlunya pengelompokan dan tujuan

Ø Adanya harapan yang dihayati oleh anggota-anggotanya

Ø Adanya ideologi yang mengikat semua

e. Dr. P.Y. Bouman

Kelompok akan gelongan pada umumnya adalah kesatuan-kesatuan sosial yang dikuasai oleh perasaan persatuan. Perasaan persatuan ini mungkin sifatnya dalam tetapi mungkin juga dangkal. Suatu kelompok atau golongan dengan ikatan / perasaan persatuan yang dalam misalnya masyarakat paguyuban, masyarakat dengan ikatab darah dll. Sedangkan masyarakat dengan ikatan persatuan yang dangkal, misalnya : hanya bertujuan praktis/organisatoris saja, atau ikatan yang secara kebetulan saja terjadi.

http://fisip.uns.ac.id/blog/inodd/2010/05/29/kelompok-sosial/

proses dasar dalam kelompok

Fase Pertumbuhan Kelompok
1) Tahap Pembentukan Rasa Kekelompokan

Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok melakukan berbagai penjajagan terhadap anggota lainnya mengenai hubungan antar pribadi yang dikehendaki kelompok, sekaligus mencoba berperilaku tertentu untuk mendapatkan reaksi dari anggota lainnya. Bersamaan dengan tampilnya perilaku individu yang berbeda-beda tersebut, secara perlahan-lahan, anggota kelompok mulai menciptakan pola hubungan antar sesama mereka Pada tahap pertama inilah secara berangsur-angsur mulai diletakkan pola dasar perilaku kelompok, baik yang berkaitan dengan tugas-tugas kelompok, atau yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi anggotanya, bangkan mungkin dengan kelompok-kelompok pesaing dalam berusaha.
Dalam kaitannya dengan tugas kelompok, tujuan kelompok belum jelas dan satu sama lain masih mencari-cari. Semua anggota mulai meraba-raba dan menjajagi situasi kelompok. Hubungan satu sama lainnya diliputi oleh perasaan malu-malu, ragu-ragu, dengan sopan santun yang bersifat basa YBI: Dinamika Kelompok 166
basi. Suasanya hubungan satu dengan lainnya masih terlihat kaku, namun pada umumnya setiap individu senang memperlihatkan aku-nya, dengan menceritakan berbagai keunggulan dirinya secara lengkap dan berkepanjangan. Produk akhir dari fase forming ini diharapkan terbentuknya rasa kekelompokan diantara anggotanya.
2)tahap pancaroba
Upaya memperjelas tujuan kelompok mulai tampak, partisipasi anggota meningkat. Sadar atau tidak sadar, pada tahap ini anggota kelompok mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota kelompok melalui proses interaksi yang intensif, ditandai dengan mulai terjadinya konflik satu sama lain, karena setiap anggota mulai semakin menonjolkan aku-nya masing-masing. Salah satu ciri penting dari fase ini adalah dengan berbagai cara apapun anggotanya akan saling mempengaruhi di antara satu sama lain.

file.upi.edu/Direktori/A%20.../Modul-4-Dinamika%20Kelompok.pdf

ketertarikan interpersonal

Setiap individu adalah unik dan sangat sulit untuk ditiru atau imitasi setiap individu pun memiliki ketertarikan pada hal-hal baru termasuk juga pada individu lainnya. Ketertarikan interpersonal juga dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mengevaluasi individu lain dengan penilaian positif secara konsisten. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya ketertarikan diantaranya :
1. Daya tarik fisik
Salah satu faktor yang sangat sulit direkayasa dan mungkin bagi sebagian orang dalah bukan faktor utama untuk menjadi tertarik. Akan tetapi penelitian menunjukan bahwah ketertarikan fisik memang mempengaruhi. Hasil penelitian menunjukan bahwah hanya daya tarik fisik yang memiliki peran besar dalam seseorang disukai pasangannya, tak ada salah satupun parameter intelegensi, kecakapan sosial atau keperibadian yang diasosiasikan dengan kesukaan satu sama lain.


2. Kedekatan
Kedekatan dalam arti dekat secara fisik/lingkungan. Suatu penelitian menunjukan bahwa sepertiga dari pasangan yang tinggal dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Sayangnya itu hanya terjadi hanya pada awalnya saja. Festiger (1950) mengatakan bawah persahabatan dalam kompleks perumahan terdapat 2 faktor, yaitu : kedekatan rumah bisa membuat terjadinya ketertarikan; yang pertama seberapa dekatnya rumah dan semaikin seringnya bertemu, yang kedua kemungkinan berinteraksi lebih besar. Jika anda percaya bahwa ada seseorang yang menunggua diluar sana, bisa saja orang itu ada didekat anda.
3. Merasa dekat/Familiar
Salah satu alas an kenapa kedekatan dapat membuat orang menjadi suka karena meningkatkan familiar. Efek perasaan familiar menimbilkan ketertarikan adalah fenomena yang sangat umum, sebuah penelitian tentang efek perasaan familiar menggunakan foto. Seorang wanita diambil fotonya dan bayangan di cerminya kemudian di cetak ,hasil cetakan foto itu dan cetakan dari cerminnya ditunjugan ke orang tersebut. Dia lebih menyukai cetakan dari cermin,karena dia lebih sering berkaca sedangkan teman-temannya lebih suka dengan dengan fto yang aslinya,karena mereka sering bertemu.
4. Social Reward
Seseorang cenderung lebih suka mengulangi tingkah lakunya karena mendapat penghargaan atau keuntungan . pengharhaan dan keuntungan bukan hanya dari materi saja akana tetapi seluruh hal yang didapat dari pasangannya yang menimbulkan persaan positif dan menimbulkan ketertarikan yang saling membantu.
sumber : psipop.blogspot.com/.../ketertarikan-interpersonal.html

jenis,penyebab,dinamika gerakan massa

Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)
Terdapat tiga jenis gerakan massa, antara lain:
1. Gerakan Massa Progresif → merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo → mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner → orang yang bersikap untung-untungan → lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak dirugikan

Penyebab Gerakan Massa
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongan-dorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang
merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota
masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu
berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.


Proses Dinamika Gerakan Massa
Dibawah ini merupakan proses-proses dalam dinamika gerakan massa, diantaranya:
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju
sumber : http://deviworo-psikelompok.blogspot.com/2010/10/d-jenis-penyebab-dan-dinamika-gerakan.html

kondisi psikologis dalam massa

Berikut ini adalah jenis – jenis peranan individu dalam massa : 1. Penggalak : memuji, menyetujui, menerima, menunjukan kehangatan dan kesetiakawanan 2. Wasit : melerai pertikaian antar anggota 3. Kompromis : menawarkan kompromi 4. Pengamat : menyimpan catatan berbagai aspek proses massa 5. Pengikut : mengikuti kegiatan / aktivitas massa ; pasif 6. Penjaga gawang : mambuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi yang lain 7. Agresor ; merendahkan status yang lain 8. Penghambat : bersikap negatif, selalu menolak dan membantah 9. Pencari muka : sering membual 10. Pengungkap diri : pengungkap perasaan 11. Dominator : menguasai orang lain 12. Help seeker : berusaha menarik simpati
sumber : psikologi massa – Drs. H. Dedi Herdiana

proses dinamika gerakan massa

1. Pemusatan perhatian
Pemusatan perhatian disini yang berarti bahwa pada setiap gerakan massa diperlukan pemusatan perhatian kepada tujuan ataupun kesamaan visi antar anggota untuk melaksanakan dinamika gerakan massa.

2. Penciptaan suasana kebersamaan
Suasana yang dibangun memiliki andil tersendiri dalam proses gerakan massa itu sendiri,karena suasana kebersamaan merupakan fondasi untuk terjalinnya gerakan massa kedepannya yang selaras.

3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
Setiap anggotanya memiliki rasa kekaguman yang berbeda pada tiap individunya pada gerakan masa yang akan membuat gerakan massa itu semakin baik.

4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju proses ini yang biasa kita temukan dalam gerakan massa dan dalam proses dinamika gerakan massa itu sendiri
Handout Psi.Kelompok Klara Innata Arishanti, S.Psi

massa pasif dan massa aktif

Massa Aktif dan Massa Pasif (Park dan Burges)

  1. Massa aktif yang disebut dengan mob, mob adalah kerumunan yang cenderung merusak dan melakukan tindakan kekerasan. Mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, tawuran dsb

Menurut Mc Laughlin, ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:

  • adanya permasalahan yang cukup serius
  • upaya penyelesaian masalah yang tertunda
  • adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah tersebut harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :

  • • perasaan tidak puas

→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’

  • • tekanan jiwa masyarakat

→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang – orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton pertunjukan seperti sepakbola, dll.

klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

massa abstrak dan massa konkrit

Pengertian Massa Abstrak

Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir.

Ciri-ciri massa abstrak :

a. adanya suatu kejadian yang menarik

b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan

c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi

d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama

Massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.

2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.

3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

Massa abstrak adalah sekumpulan manusia, yang belum mempunyai ikatan :
1. satu kesatuan norma
2. emosi
3. motif

Meskipun demikian mereka telah berkumpul atau bergerombol menjadi satu sebagai akibat adanya dorongan yang sama. Hal ini mungkin juga karena perhatian, kepentingan, rasa senasib yang menjadi dasar mereka berkerumun atau berkumpul.

massa kongkrit adalah sekelompok manusia yang sudah memiliki ikatan oleh suatu norma-norma tertentu.seperti ikatan motif, emosi,dll.
Dengan kata lain massa konkrit telah mempunyai :
1) Ikatan batin dalam hal ini termasuk pula persoalan motif, persamaan solidaritas, emosi, rencana kerja atau program
2) Persamaan norma, mereka telah mempunyai peraturan serta norma tersendiri dan ini sebagai akibat dari selalu berkumpul
3) Mempunyai struktur yang jelas, jadi bukan lagi merupakan kumpulan orang-orang yang bersifat menggerombol begitu saja, tetapi sudah terbentuk suatu organisasi, dengan pimpinan yang tetap, pembagian kerja serta tujuan yang pasti.
4) Mempunyai potensi yang dinamis, dengan bentuknya yang kongkrit itu massa dapat merupakan suatu gerakan atau mempunyai fungsi gerakan. Misalnya gerakan Pramuka, gerakan Pemuda dan sebagainya

http://jeangoodier.blogspot.com/2010/03/massa-dan-mob.html

Definisi massa

Beberapa defenisi komunikasi massa
* Komunikasi massa adalah proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak (Ruben, 1992)
* Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. (Bittner, 1980)
* Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (DeFleur dan Denis, 1985)

massa adalah pemberian informasi yang biasanya melibatka suatu media yaitu media massa untuk disebarkan ke banyak orang.
www.dagdigdug.com

Jumat, 22 Oktober 2010

organisasi

Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah unt tujuan bersama.

Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi


Dyad

Etymology: Late Latin dyad-, dyas, from Greek δυας, from dyo

dyad may refer to:

kelompok kecil

Apakah Saudara ingin mengalami kedewasaan rohani? Kelompok kecil adalah salah satu cara yang sangat baik untuk menggapainya. Kelompok kecil merupakan sarana untuk mempertumbuhkan iman, pengharapan dan kasih. Melalui kelompok kecil Saudara dapat belajar firman Tuhan, menyembah Allah, bersekutu dengan sesama, dan belajar melayani dan bersaksi. Kelompok kecil memberi konteks yang ideal untuk mewujud-nyatakan keselamatan Saudara dalam kehidupan sehari-hari.

Kelompok kecil adalah pola yang dipakai Allah guna mempertumbuhkan, memelihara dan memakai umat-Nya di sepanjang sejarah. Hal ini dapat dipelajari dari Alkitab, baik dari dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, Allah seringkali menggunakan kelompok-kelompok kecil untuk melaksanakan karya-Nya. Allah memakai 8 orang dalam keluarga Nuh untuk menggenapkan rencana-Nya bagi dunia ini (Kejadian 7 – 9). Demikian pula Ia memakai Daniel beserta teman-teman kelompok kecilnya untuk bersaksi di tanah pembuangan mereka di Babel (Dan. 1:6; 13–20; 2:17–18). Lihat juga contoh Musa dalam Keluaran 18:13–26, ketika ia mengikuti nasihat mertuanya, Yitro, untuk membagi kelompok 1000 orang, 100 orang, 50 orang, dan 10 orang, sehingga memungkinkan setiap anggota kelompok mendapat perhatian yang lebih baik. Dalam Perjanjian Baru pola kelompok kecil itu terus dipergunakan. Tuhan Yesus Kristus sendiri menggunakan metode kelompok kecil dengan memfokuskan pemuridan kepada 12 orang murid (Mat. 10:1-5). Pada saat Gereja mula-mula berdiri, selain mengadakan kebaktian bersama, umat Tuhan juga bersekutu dalam kelompok-kelompok kecil di rumah masing-masing (Kis. 2:41-47).

Di jemaat GKI Gading Serpong yang terus bertumbuh secara kuantitas, melalui program Empat Puluh Hari Hidup Yang Bertujuan (40 DOP), dicanangkan pembentukan kelompok-kelompok kecil sebagai salah satu sarana untuk turut memperkembangkan kualitas jemaat. Di GKI Gading Serpong kelompok kecil ini diberi nama KTB (Kelompok Tumbuh Bersama).

Kelompok kecil adalah suatu kelompok yang terdiri dari 6 – 12 orang yang sepakat untuk berkumpul secara berkala dan berkesinambungan dalam suatu tempat untuk melakukan berbagai hal yang menunjang pertumbuhan di dalam Kristus. Tiap kelompok kecil terdiri dari beberapa anggota dan satu/dua fasilitator (pemimpin/wakil).

Di dalam kelompok kecil, Saudara dan anggota kelompok yang lain dapat bersama-sama memuji Tuhan, berdoa dan belajar firman Tuhan. Saudara dapat menonton VCD bersama-sama atau saling membagikan berkat yang diperoleh dari membaca buku tertentu. Saudara dapat mendalami Alkitab dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan buku panduan.

Di dalam kelompok kecil Saudara dilatih dasar-dasar hidup kekristenan, seperti saat teduh, jam doa yang teratur, menggali firman Tuhan, dan melayani sesuai dengan talenta yang telah dikaruniakan-Nya. Melalui kelompok kecil Saudara pun dapat terlatih menjadi terampil dalam berdoa, ber-PA, ber-PI, memimpin persekutuan (MC), memimpin kelompok kecil, dan lain-lain.

Kelompok kecil menawarkan suasana persekutuan yang penuh kehangatan, kasih dan perhatian. Selain itu, secara teknis, kelompok kecil sangat praktis, efisien dan fleksibel. Praktis tempatnya, efisien dalam waktu dan biaya, serta fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Meskipun demikian hasilnya sangatlah baik, yaitu: sasaran pembinaan dan pelayanan lebih cepat tercapai, karakter diubahkan, karunia diperkembangkan, para pelayan Tuhan berlipat ganda, lebih banyak orang dimenangkan, sehingga nama Tuhan dimuliakan.

Saudara adalah murid Kristus. Selain bersekutu secara pribadi dengan Tuhan dan beribadah bersama dalam Kebaktian Umum, Saudara perlu memiliki persekutuan dalam kelompok kecil. Kelompok kecil adalah suatu pola pemuridan yang baik dan efektif.

Program 40 DOP menawarkan pembentukan kelompok-kelompok kecil. Marilah Saudara! Ikutlah serta! Daftarkan diri Saudara segera!

http://www.gkigadser.org/index.php?option=com_content&view=article&id=262:kelompok-kecil&catid=43:renungan&Itemid=82

massa

Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.

Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama.

Tubuh manusia dilengkapi dengan indera-indera perasa yang membuat kita dapat merasakan berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang dapat mengamati suatu objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan mendorongnya untuk merasakan gaya gesek inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian dari pemahaman kita mengenai massa, namun tiada satupun yang secara penuh dapat mewakili konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan berasal dari gabungan berbagai pengalaman manusia.

Konsep modern massa diperkenalkan oleh Isaac Newton dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan fenomena-fenomena ini dan berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini disebabkan oleh adanya keberadaan massa.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Massa

Kamis, 21 Oktober 2010

massa

karakteristik umum kelompok

Karakteristik Komunikasi Kelompok

Apapun fungsi yang disandangnya, baik primer maupun sekunder dalam keberadaannya memiliki karakteristik tertentu. Karenanya, memahami karakteristik yang ada merupakan langkah pertama untuk bertindak lebih efektif dalam suatu kelompok di mana kita ikut terlibat didalamnya. Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Kita akan membahas kedua karakteristik tersbut denga lebih rinci satu persatu.

Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma oelh para sosiolog disebut juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan, apakah melalui suara mayoritas ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari norma tugas mmusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

Berikut kita akan mempelajari norma-norma dalam kelompok dengan mencermati tabel di bawah ini.

sumber : http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/12/prinsip-dasar-komunikasi-dalam-kelompok/



pendekatan empiris

Istilah empiris artinya bersifat nyata. Jadi, yang dimaksudkan dengan pendekatan empiris adalah usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Jadi penelitian dengan pendekatan empiris harus dilakukan di lapangan, dengan menggunakan metode dan teknik penelitian lapangan. Peneliti harus mengadakan kunjungan kepada masyarakat dan berkomunikasi dengan para anggota masyarakat.

Dengan pendekatan empiris bukan berarti tidak ada sama sekali pengertian-pengertian teoritis yang dapat dikemukakan peneliti, namun hanya pokok-pokok pengertian yang telah diketahuinya, yang belum mendalam, dikarenakan si peneliti masih kurang mengetahui dan menguasai teori-teori tersebut. Yang penting dalam pendekatan empiris adalah apa yang dialami dan didapat datanya oleh peneliti di lapangan.

Penelitian dengan pendekatan empiris selalu diarahkan kepada identifikasi (pengenalan) terhadap hukum nyata yang berlaku, yang implisit berlaku (sepenuhnya) bukan yang eksplisit (jelas, tegas diatur) di dalam perundangan atau yang diuraikan dalam kepustakaan. Begitu pula diarahkan kepada efektivitas (keberlakuan) hukum itu dalam kehidupan masyarakat.

Dari data-data yang dikumpulkan di lapangan, maka dapat diketahui apakah hukum yang diatur di dalam perundangan atau teori-teori yang diuraikan dalam kepustakan hukum, benar-benar berlaku dalam kenyataan, ataukah belum berlaku, tidak berlaku, terjadi penyimpangan, telah berubah dan sebagainya.

http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/134.html?task=view

kelompok efektif dan tidak efektif

Komunikasi Efektif dalam Tim

Salah satu komponen penting dalam membangun sebuah teamwork yang baik adalah adanya komunikasi yang efektif dalam tim tersebut. Komunikasi dapat memperkuat ataupun memperlemah bahkan menghancurkan sebuah tim. Good communication can build up a team, bad one can break it. Komunikasi yang baik dapat membangun kekuatan sebuah tim, sedangkan komunikasi yang buruk dapat menghancurkannya.
Berikut adalah artikel mengenai komunikasi efektif dalam sebuah tim, yang ditulis oleh Jimmy Sentoso, mahasiswa peserta mata kuliah People Skill II program Magister Management Universitas Bina Nusantara.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Tentu kita sudah sering mendengar semboyan tersebut di telinga kita. Semboyan ini merupakan salah satu semboyan dalam perjuangan bangsa kita dalam perang untuk merebut kemerdekaan. Hal ini dapat kita lihat secara nyata dalam contoh sebuah sapu lidi. Batang yang digunakan untuk membuat sapu lidi teramat tipis dan rapuh. Seorang anak berusia lima tahun pun dapat mematahkannya dengan mudah. Tetapi apa yang terjadi apabila kita menyatukan batang lidi yang teramat tipis dan rapuh tersebut menjadi sebuah sapu lidi? Jangankan seorang anak kecil yang berusia lima tahun, orang dewasa yang telah berusia dua puluh tahun pun tidak dapat mematahkannya walau ia menggunakan seluruh tenaganya. Begitu pula yang akan terjadi apabila kita bekerjasama dalam sebuah tim.
Sebenarnya, setiap orang di planet ini terlibat atau melibatkan diri dalam pembangunan tim. Oleh karena itu, kita dirancang untuk berfungsi dalam jalinan dan hubungan saling ketergantungan dengan orang lain. Hal ini tidak terlepas dari sifat manusia yang merupakan makhluk sosial, yang harus berinteraksi dengan sesamanya untuk dapat hidup dengan baik. Sebuah perusahaan merupakan kerjasama dari tim. Sebuah klub sepak bola merupakan hasil kerjasama sebuah tim. Bahkan untuk hal-hal yang bersifat individual pun tetap memerlukan sebuah tim untuk dapat berfungsi secara baik. Sebagai contoh dapat kita lihat pada olahraga perseorangan seperti olah raga tinju, lari, golf maupun catur. Kita tidak dapat berhasil mencapai suatu kesuksesan dalam olah raga tersebut tanpa adanya kerjasama. Seorang atlet tinju, lari, golf, dan olah raga individu lainnya tetap membutuhkan pelatih, manajer, maupun para pendukungnya untuk saling bekerjasama dalam mencapai sukses.
Kapan dan di mana pun orang bersama-sama atau berada dalam kebersamaan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, itulah sebuah tim. Prioritas utama sebuah tim apapun adalah untuk belajar berfungsi seefektif dan semulus-mulusnya sehingga secara individu dan bersama-sama, anggota tim itu dapat meraih sasaran yang tepat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat meraih kesuksesan tanpa bekerjasama dengan orang lain.

Kekuatan Kerja Tim
TEAM (Tim) bukanlah sekedar kata, melainkan juga merupakan akronim untuk suatu kebenaran yang dahsyat, yaitu Together Everyone Achieve More. Konsep dari tim ini terbentuk dari kata yang sering kita dengar berulang kali, yaitu sinergi. Kata sinergi ini berasal dari bahasa Yunani sunergos, ”sun” berarti bersama dan ”ergon” berarti bekerja. Sinergi berarti interaksi dari dua individu atau lebih atau kekuatan yang memungkinkan kombinasi tenaga mereka melebihi jumlah tenaga individu mereka.
Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Itulah rangsangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa. Dalam mata kuliah Organizational Behavior yang pernah saya pelajari, terdapat demonstrasi bagaimana kerjasama dapat menghasilkan suatu hal yang luar biasa. Kami disuruh untuk membentuk beberapa tim yang beranggotakan lima orang, di mana kami semua belum memiliki kemampuan untuk menganalisis bidang ini dengan baik. Setiap orang dalam kelompok kami diminta untuk memberikan peringkat terhadap suatu hal berdasarkan urutan dari hal yang kami anggap paling penting. Setelah itu setiap pendapat dari kami digabungkan untuk mendapatkan rata-rata peringkat untuk setiap kelompok. Apa yang terjadi? Kesimpulan rata-rata kelompok kami mendekati jawaban yang telah diberikan. Bahkan apabila hasil dari setiap kelompok disatukan dan diambil rata-ratanya, maka penilaian kami hampir sama dengan penilaian para ahli di bidang tersebut.
Demonstrasi nyata lain mengenai prinsip sinergi dapat kita lihat pula dalam kontes kuda penghela dalam kontes kuda penghela di suatu pekan raya kota. Kuda juara dalam kontes tersebut mampu menghela gerobak seberat 2.250 kilogram. Juara kedua sanggup menarik beban sebesar 2.000 kilogram. Dalam teori, berarti kedua kuda tersebut secara bersama-sama harus mampu menggerakkan maksimum 4.250 kilogram. Untuk uji coba teori tersebut, pemilik kedua kuda memadukan kedua kuda dan membebaninya dengan gerobak. Semua orang yang melihat terperangah. Kedua kuda tersebut mampu menarik beban seberat 6.000 kilogram, atau 1.750 kilogram lebih berat dibanding jumlah upaya yang mampu mereka lakukan sendiri-sendiri. Sinergi dapat dipakai untuk menyatukan tenaga individu, menutup keterbatasan individu, untuk menggandakan upaya individu, supaya sasaran yang lebih banyak dan lebih besar dapat dicapai.
Komunikasi
Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan. Kelima unsur tersebut adalah: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (communication channel), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Pesan tersebut disampaikan melalui suatu media komunikasi, sehingga dapat diterima dengan baik oleh si penerima, dan menghasilkan umpan balik yang berguna bagi si pengirim pesan. Yang dimaksud media komunikasi di sini bukan hanya berupa percakapan secara langsung dengan menggunakan suatu bahasa yang dapat dimengerti, melainkan segala hal yang dapat membuat individu saling berinteraksi dan saling mengerti mengenai pesan apa yang akan disampaikan, sehingga tidak terjadi salah penafsiran mengenai isi dari pesan tersebut. Media komunikasi tersebut bisa juga berupa isyarat melalui gerakan tubuh, morse, maupun melalui alat bantu seperti surat, gambar, serta alat bantu visual lainnya.

Komunikasi dalam Tim
Untuk dapat membangun kerjasama dalam sebuah tim, diperlukan komunikasi antaranggotanya agar tujuan bersama dapat tercapai. Pernahakan kita membayangkan apa yang terjadi dalam suatu tim apabilla setiap anggota tim tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim lainnya? Seberapa pun hebatnya kemampuan individu dalam suatu tim, mereka tidak akan ada gunanya apabila tidak dapat berkomunikasi antara yang satu dengan lainnya. Mereka hanya akan menjadi sebuah kelompok yang tidak tahu ke mana arah yang akan dituju. Keahlian mereka akan menjadi sia-sia apabila mereka tidak dapat mengkomunikasikannya dengan orang lain. Seperti yang telah dikatakan oleh William Shakespeare ”No man is lord of anything, though in and of him there be much consisting, till he communicate his part to other.”
Contoh nyata yang sering kita lihat adalah pada pertandingan sepak bola. Sering kali pada pertandingan sepak bola, di mana terdapat suatu tim yang bertabur bintang dengan skil individu yang tinggi kalah oleh sebuah tim yang berisikan pemain dengan kemampuan skill individu yang tidak begitu menonjol. Apa yang menyebabkan tim tersebut dapat menang? Komunikasi yang baik dan saling pengertian antarpemain dalam tim tersebutlah yang menyebabkan tim yang diisi oleh pemain yang memiliki skill rata-rata dapat berubah menjadi tim yang hebat dan menakutkan. Hal ini telah diakui oleh pelatih sepak bola manapun di dunia ini. Mereka mengakui bahwa skill individu merupakan hal yang penting, tetapi ada hal yang lebih penting dalam suatu tim sepakbola; yaitu kerjasama tim, kesadaran akan tugasnya masing-masing dan saling pengertian antarpemain tim tersebut.

Hukum Komunikasi Efektif
Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam satu kata, yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti merengkuh atau meraih.
Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect. Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut. Samuel Johnson mengatakan bahwa ”There will be no RESPECT without TRUST, and there is no trust without INTEGRITY.”
Hukum kedua adalah Empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Prinsip dasar dari hukum kedua ini adalah ”Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.” ”Seek first to understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust.” (Stephen Covey)
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.
Hukum ketiga adalah Audible. Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:
n Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti
n Fokus pada informasi yang penting
n Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut
n Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda
n Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul
n Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup)

Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (Clarity).
Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:
n Tentukan goal yang jelas
n Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita
n Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai
n Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan
n Pesan yang disampaikan harus fleksibel

Hukum kelima dalam komunikasi tim yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble)
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari si penerima pesan.
Kita telah mengetahui betapa hebatnya fungsi dari suatu tim, di mana sekumpulan orang yang biasa saja dapat menghasilkan suatu output yang luar biasa. Namun tim tersebut akan menjadi tidak efektif apabila kita tidak dapat saling berkomunikasi. Oleh karena itu diharapkan kita dapat menggunakan kelima hukum komunikasi tersebut untuk membantu kita dalam menciptakan suatu tim yang solid.
sumber :http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2003/0527/man01.html

karakteristik umum kelompok

KARAKTERISTIK KLIEN YANG DIRAWAT DI RUANG MODEL PRAKTEK Pada penelitian didapatkan bahwa kelompok terbesar adalah besar dengan anak lebih dari 2, pola komunikasi tertutup

menganggap keahlian berbisnis sebagai salah satu karakteristik bisnis orang Tionghoa dibangun atas dasar kelompok pagar yang tinggi’, ‘jaringan bisnis yang tertutup

MAKARA, KESEHATAN, VOL. 7, NO. 1, JUNI 2003 1 KARAKTERISTIK KLIEN Pada penelitian didapatkan bahwa kelompok terbesar adalah anak) - kecil 74 5 93.67 6.33 Pola komunikasi - Tertutup - Terbuka

Karakteristik petani Warga kelompok tani dalam variabel-variabel motif berafiliasi, keterbukaan ekonomi, dan perilaku modern tidak berbeda dengan petani di daerah tertutup.

http://mediaindonesia.co.cc/search/label/karakteristik+kelompok+tertutup

Selasa, 19 Oktober 2010

Pendekatan Teoritis

Kajian komunikasi politik bersifat spesifik, karena materi bahasan terarah kepada topik tertentu yaitu politik dan aspek-aspek yang tercakup di dalamnya.

Secara filosofis kajian komunikasi politik adalah hakikat kehidupan manusia untuk mempertahankan hidup dalam lingkup berbangsa dan bernegara.

Setiap negara akan selalu berorientasi kepada fungsi primer negara yaitu tujuan negara. Tujuan ini dapat dicapai apabila terwujud sifat-sifat integratif dari semua unsur penghuni negara.

Dalam kenyataan empiris pengaturan hak-hak berkomunikasi tidak dapat digeneralisasikan ke dalam satu pola sistem. Dalam kenyataan terdapat empat macam sistem komunikasi politik, yaitu: sistem otoriter, sistem liberal, sistem komunis dan konsep tanggung jawab sosial.

Pada dasarnya keempat sistem tersebut dapat dikualifikasikan ke dalam dua polar, yaitu: polar totaliter dan polar demokrasi.

Unsur-unsur komunikasi yang sangat menentukan berhasil tidaknya proses komunikasi yaitu unsur komunikator karena komunikator dapat mewarnai atau mengubah arah tujuan komunikasi.

Sumber komunikasi dapat berupa ideologi, paham, pola keyakinan, dapat pula berupa seperangkat norma-norma dan dokumen-dokumen yang tersimpan rapi. Atau dapat pula berasal dari kitab suci para pemeluk agama.
Objek Kajian Komunikasi Politik: Perilaku Penguasa, Pola Keyakinan dan Pendapat Umum (Public Opinion)

Sikap perilaku penguasa (elit berkuasa) memberi dampak cukup berarti terhadap lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi baik yang berada dalam struktur formal, maupun yang berkembang dalam masyarakat.

Elit politik berada dalam struktur kekuasaan dan elit masyarakat. Sebagai elit berkuasa ia mampu mengendalikan dan menjalankan kontrol politik, sekaligus mengendalikan sumber-sumber komunikasi.

Kebesaran suatu bangsa bergantung kepada kemampuan rakyat, masyarakat umum, dan massa untuk menemukan simbol dalam orang pilihan, karena orang pilihlah yang mampu membimbing massa. Elit terdapat lima macam tipe, yaitu: elit kelas menengah, elit dinasti, elit kolonial, kaum intelek revolusioner dan pemimpin-pemimpin nasional.

Pada prinsipnya teori kepemimpinan meliputi empat macam teori, yaitu: Unitary traits theory, Constellation of traits theory, Situasional theory dan Interaction theory.

Setiap pemimpin dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi, membentuk sikap dan perilaku khalayak, masyarakat yang mendukung terhadap aktivitas kepemimpinannya.

Paham Marxisme yang dikenal ideologi komunis bukan hanya sebagai sistem politik, tetapi juga sebagai cerminan gaya hidup yang berdasar nilai-nilai tertentu.

Homophulus yang bersumber pemikiran seseorang tidak mencerminkan sifat-sifat integratif, terutama bagi negara-negara yang terdiri dari berbagai pola keyakinan.

Dalam masyarakat pluralis lebih mengembangkan nilai-nilai demokrasi, yaitu mengembangkan dan meningkatkan pertukaran ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran positif.

Pendapat umum merupakan unsur kekuatan politik yang memiliki dasar moral dan selalu cenderung kepada kebenaran dan menghargai nilai-nilai normatif.

sumber ; www.wikipedia.com

eksperimen laboratorium

Eksperimen evolusi jangka panjang E. coli


Eksperimen evolusi jangka panjang E. coli merupakan suatu kajian mengenai evolusi yang dilakukan oleh Richard Lenski untuk melacak perubahan-perubahan genetik pada 12 populasi bakteri Escherichia coli yang pada awal eksperimennya hampir identik. Eksperimen ini dilakukan sejak tanggal 24 Februari 1988 sampai dengan sekarang.[1]

Sejak bermulainya eksperimen ini, Lenski dkk. telah melaporkan berbagai macam perubahan genetik yang terjadi pada kedua belas koloni bakteri tersebut. Beberapa adaptasi evolusioner telah terjadi pada kedua belas populasi tersebut. Salah satu adaptasi yang paling mencolok adalah evolusi bakteri E. coli yang mampu tumbuh dalam media pertumbuhan asam sitrat.

sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen_evolusi_jangka_panjang_E._coli

perbandingan teori-teori

jurnal Ilmiah Psikologi PSIKOBUANA menggelorakan riset, pertukaran akademis serta praktik profesional yang berkenaan dengan persoalan-persoalan psikologis

teori belajar, yaitu teori belajar yang dikemukakakan psikologi tingkah laku bunga tunggal, bunga majemuk, perbandingan, anuitas, dan deret geometri, sehingga

Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep psikologi transpersonal dari aliran pramodern dan Calvin S. dkk, Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius, Cetakan

Menurut kelompok teori-teori ini, cikal bakal dari krisis adalah KELOMPOK TEORI OVERINVESTMENT. Inti dari teori-teori overinvestment adalah bahwa investasi

http://mediaindonesia.co.cc/search/label/perbandingan+teori-teori+psikologi+kelompok

studi stimulus komputer

Science dan neuroscience
Buku, artikel, diskusi, pelatihan, musik, film, bahkan makanan saat ini selalu saja diwarnai dengan kata menguak misteri otak. Mulai otak tengah, otak besar, otak kiri dan kanan, dan otak anak. Tag yang bertebaran, mulai dari stimulai otak anak, menyeimbangkan otak kiri dan kanan, mengaktivasi otak tengah, restorasi otak, dan seterusnya.

Penelitian neuroscience (ilmu yang membahas tentang otak) kini memang sedang berkembang, antara lain yang ramai adalah penggunaan neurofeedback, atau disebut juga biofeedback. Caranya, si anak diberi stimulus auditory dan visual dengan menggunakan permainan games dengan komputer, maupun stimulus getaran-getaran. Dengan getaran-getaran, suara musik atau berbagai bunyian, games atau film warna warni, maka alat pencatat gelombang otak yang disebut Electro-encephalogram (EEG) akan mencatat daerah mana di bagian otak itu yang memberikan respon. Begitu juga berapa besar dan cepat responsnya. EEG akan mencatat gelombang itu dalam bentuk gelombang yang tingginya tidak sama pada setiap aktivitas otak.

Awalnya bertujuan untuk menjawab berbagai asumsi yang muncul di kepala para ahli syaraf atau neurolog yang senang dengan riset-riset ilmiah, untuk melihat kondisi-kondisi tertentu dari pasien neurologi. Misalnya untuk melihat kondisi pasien pasca kecelakaan, kondisi pasien epilepsi, pasca operasi otak, dan lama-lama pada anak-anak yang mempunyai gejala gangguan perkembangan neurologis. Hasil-hasil risetnya kemudian diaplikasikan di dalam klinik guna membantu penegakan diagnosa.

Metoda neurofeedback ditemukan oleh seorang dokter Amerika, Dr. Barry Sterman dari Universitas California di tahun 1960. Selama 20 tahun terus menurus dilakukan penelitian dan pada tahun 1980 mulai dilakukan penelitian di dalam klinik untuk anak dengan gangguan konsentrasi. Harapannya dengan pembelian stimulus dari luar, maka bioelektrik otak yang terjadi sebagai hasil dari perubahan arus neurotrasmitter (zat pembawa arus listrik) akan bisa diatur. Dari sana kemudian terus dikembangkan ke arah anak-anak bergangguan lainnya, seperti gangguan belajar, gangguan perkembangan kognitif, depresi, dan sebagainya. Modifikasi alatpun semakin beragam, begitu juga stimulus yang diberikan semakin bermacam-macam.

Prinsip dasar neurofeedback

Neurofeedback atau disebut juga electro-encephalograph biofeedback, yang kini banyak digunakan sebagai alat terapi, melakukan monitoring kondisi bioelektrik otak dengan tujuan akhir menormalisasi fungsi otak. Artinya apabila misalnya seorang anak yang mempunyai masalah konsentrasi, impulsif, gangguan belajar, epilepsi, ataupun orang dewasa yang mengalami keadaan depresi yang terus menerus, dimana memang terjadi kondisi bioelektrik yang tidak normal, maka kondisi ini diharapkan dapat dinormalkan. Dan fungsi kerja otak diharapkan juga dapat menjadi normal.

Terapinya sangat sederhana, si penderita diminta untuk mengerjakan sesi terapi dengan cara melihat layar komputer, mendengarkan musik, atau juga dengan getaran-getaran magnet yang dikirim ke permukaan kulit kepala. Dengan stimulasi ini diharapkan bioelektrik yang tidak normal akan terangsang ke arah apa yang kita inginkan. Misalnya pada anak ADHD lebih banyak mempunyai gelombang beta1 yaitu 12 – 18 HZ, maka gelombang ini diturunkan ke arah beta2 atau 4-8 HZ.

Diharapkan dengan berkali-kali latihan demikian, maka otak akan terangsang melakukan kondisi yang diharapkan menjadi suatu kebiasaan.

Berbagai penelitian neurofeedback

Namun bagaimana literatur ilmiah berbicara tentang neurofeedback therapy ini? Hingga saat ini masih belum ada kesimpulan yang konklusif tentang keberhasilan kerja neurofeedback ini. Sejak pertama kali percobaan neurofeedback dari tahun 1960 sudah ada sekitar 1000 publikasi neurofeedback therapy ini. Kebanyakan studi-studi itu menunjukkan bahwa laporan studi itu harus disingkirkan karena adanya masalah: tidak ada kelompok kontrol, kelompok percobaan terlalu kecil, adanya perbedaan pemberian perlakuan – orang percobaan terlalu bervariasi, diagnosanya tidak jelas, kriteria tidak jelas, kesimpulan peneliti tidak benar, tidak meliwati bijak bestari (peer reviewers), statistik salah, tidak menunjukkan disain sebelum dan sesudah perlakuan (before and after treatment), dan tidak ada studi lanjutan yang spesifik. Penelitian-penelitian yang dilakukan pada anak-anak bermasalah belajar, gangguan konsentrasi dan disleksia, menunjukkan bahwa ada kemajuan dalam konsentrasi namun saat dilakukan pemeriksaan kemajuan prestasi sekolah tidak menunjukkan apa-apa. Akhir kata, neurofeedback therapy ini terlalu banyak janji dan ujungnya selalu diisi dengan: perlu penelitian lebih lanjut. Padahal sudah 50 tahun dilaksanakan penelitian untuk ini.

Placebo effect

Di banyak negara maju seperti di Eropa, memang sudah banyak tumbuh klinik-klinik neurofeedback therapy ini. Namun hingga saat ini terapi semacam ini masih dianggap sebagai terapi alternatif moderen. Belum masuk ke dalam terapi reguler dari bidang psikologi dan psikiatri. Karena itu masih belum dibayar oleh penggantian asuransi. Pasien psikiatri yang tidak menginginkan menggunakan obat-obatan psikotropika dari psikiater, apabila memang mempunyai uang dan membayar sendiri bisa memilih terapi ini. Terutama pada pasien gangguan konsentrasi, ADHD, atau depresi.

Namun dalam berbagai tawaran dengan menggunakan terapi ini, klinik-klinik tersebut juga menyediakan jasa psikolog sebagai pendamping dan psaien mendapatkan juga terapi lain yang dibutuhkan dari psikolog. Dengan begitu kita menjadi tidak tahu lagi apakah perbaikan terapi itu karena memang efek neurofeedback atau memang bimbingan dari psikolog. Sehingga orang sering juga mengatakan bahwa perbaikan yang dicapai oleh pasien hanyalah placebo effect.

Penyalah gunaan neuroscience menjadi pseudoscience

Hingga saat ini pihak asosiasi keilmuan, seperti misalnya asosiasi pediatricians Amerika menyatakan bahwa neurofeedback therapy dapat menjadi terapi pendukung bagi terapi utama gangguan ADHD, namun banyak sekali tawaran-tawaran terapi yang justru mengutamakan neurofeedback therapy ini menjadi terapi utama. Neurofeedback diketahui baru bisa memberikan dukungan terapi untuk mengurangi masalah gangguan konsentrasi pada ADHD. Hanya masalah konsentrasinya. Padahal ADHD mempunyai masalah cukup kompleks selain gangguan konsentrasinya. Ia juga impulsif, agresif, banyak gerak (hiperaktif), dan banyak yang mengalami komorbiditas dengan masalah-masalah neurologis lainnya, misalnya disleksia, gangguan motorik, gangguan sensorik, bahkan gangguan psikiatri lainnya. Gangguan psikiatri lainnya misalnya gangguan obsesive-compulsif, membangkang (Conduct Disorder), gangguan tidur, dan sebagainya. Karena itu berbagai asosiasi dalam bidang kedokteran dan psikologi, tetap meletakkan terapi pengobatan psikiatri dengan obat-obatan psikotropika dan ditambah dengan terapi psikologi (terapi perilaku).

Tetapi di lapangan (begitu juga jika kita meng-google) kita bisa menemukan banyak sekali tawaran neurofeedback therapy ini untuk segala macam gangguan, bahkan dilaporkan dapat menyembuhkan yang dibumbui dengan cerita-cerita sudah dilakukan penelitian bertahun-tahun, tetapi tidak dijelaskan penelitian siapa dan sumbernya apa. Memang betul bahwa penggunaan neurofeedback sudah dilakukan bertahun-tahun, tetapi hasilnya masih sangat minim sekali. Kecuali melatih konsentrasi, neurofeedback dilaporkan belum bisa memberikan sumbangan apa-apa.

Tetapi para penjaja neuroscience yang akhirnya hanya menjajakan ilmu palsu atau pseudoscience seringkali menawarkan hal-hal diluar informasi ilmiah. Apabila ditanya bagaimana dukungan hasil penelitian ilmiahnya, biasanya kelompok pseudoscience akan berkeras menjawab dengan bentuk-bentuk testemoni (pengakuan-pengakuan yang pernah mencobanya). Bisa dilihat disini video sebuah contoh penggunaan neurofeedback untuk penyandang autisme. Dalam video itu hanya dikemukakan berbagai testemoni dari penderita autisme. Beberapa diantaranya justru keluar dari kriteria autisme, hal yang dalam ilmu kedokteran maupun psikologi, tidak mungkin. Dalam video itu juga dijelaskan bahwa hingga saat ini tidak satu modelpun dalam kedokteran yang dapat digunakan untuk menterapi autisme (memang demikianlah, secara ilmu kedokteran autisme belum ada obatnya), tetapi dari video itu orang didorong untuk mencari upaya terapi alternatif autisme melalui neurofeedback. Disana dijelaskan bahwa dengan membangun konsentrasi hasil dari terapi, maka si anak dapat diberi pendidikan baik dalam kehidupan sehari-hari termasuk kepatuhan, komunikasi, meningkatkan kemampuan sosial maupun akademi, dan anakpun bisa mengaktualisasikan kecerdasannya. Dengan kata lain berbagai hambatan bisa diatasi. Dengan begitu orang bisa beranggapan bahwa gangguan autisme maupun gangguan lainnya (sosialisasi, emosi, belajar) disebabkan oleh gangguan konsentrasi, yang kemdian dapat diatasi dengan neurofeedback therapy. Jadi sekali dayung dua tiga pulau bisa terlampauinya. Tanpa melihat lagi masalah belajar bisa disebabkan oleh berbagai sebab bahkan bisa berbeda penyebabnya dengan masalah belajar pada autisme.

Padahal dunia ilmiah sudah mengetahui, masalah autisme ada dalam genetik. Dari penelitian-penelitian ilmiah didapatkan bahwa pada anak-anak kembar identik, akan mengalami kans secara siknifikan lebih besar bila didandingkan dengana anak kembar non-identik. Karena gangguan autisme merupakan gangguan yang majemuk dan parah, maka para ahli genetika hingga kini belum dapat menentukan genetic marker pada autisme secara tepat. Karena itu penelitiannya masih terus berlangsung. Selama penelitian masih berlangsung dan belum pasti bagaimana duduk persoalannya secara etik, pihak kedokteran belum bisa mengeluarkan bagaimana obat yang paling pas untuknya.

Pseudoscience menjajakan neurofeedback yang paling bohong adalah yang mengatakan bahwa stimulasi-stimulasi gelombang otak itu akan melesatkan jumlah neuron (sel syaraf) dan synaps-synapsnya. Otak memang mempunyai kelenturan perkembangan (plasticity) sehingga stimulasi memang dibutuhkan, tetapi tetap ada limitnya. Karena perkembangan otak manusia senantiasa dipengaruhi oleh genetiknya yang menjadi blue print perkembangan manusia.

sumber :wikipedia.org.com

field study

A field study is a term used by naturalists for the scientific study of free-living wild animals in which the subjects are observed in their natural habitat, without changing, harming, or materially altering the setting or behavior \\of the animals under study.Field study is an indispensable part of biological science. It helps to reveal the habits and habitats of various organisms present in their natural surroundings. Field studies is also an important featur

sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Field_study

teori sintalitas kelompok

Teori ini berpendapat bahwa untuk mendapat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur dan diklasifikasikan dengan
tepat dan cermat.
Sintalitas kelompok merupakan salah satu ciri kepribadian kelompok yang terlihat juga mempegaruhi anggota-anggotanya. Kelompok mempengaruhi lingkungan atau kelompok yang dipengaruhi laingkungan menentukan tujuan dan eksistensi dari kelompok tersebut juga terjadi overlapping. Bahasa gampangnya dalam satu kelompok anggotanya dapat menjadi anggota dari kelompok lainnya juga.
Selain itu hubungan antar anggota kelompok, perilaku kelompok, dan pola organisasi kelompok juga saling mempengaruhi
sumber : www.mediaindonesia.com

teori produktivitas kelompok

Produktivitas kelompok yaitu afeksi dan keakraban anatar anggota kelompok. Teori Prestasi Kelompok (Theory of Group Achievement) Teori Prestasi kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Stogdill menganggap bahwa teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Maka dari itu, Stogdill mengajukan teori prestasi kelompok. Teori yang dikemukakan oleh Stogdill ini, menyertakan: ~masukan (input) ~variabel media ~prestasi (output) a.Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input. Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi). b. Variabel media Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut). c. Prestasi kelompok Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).
sumber : www.psychology.media.com