Minggu, 21 Maret 2010

Mengenal Autis dan Tuna Grahita

Banyak diantar kita yang rancu membedakan antara autis dan tuna grahita. Tulisan ringkas ini mungkin bisa menambah informasi kita untuk lebih memahami dua hal tersebut, walaupun gejala-gejala yang diderita oleh anak autis dan tuna grahita memiliki kemiripan.

Autisme diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi, pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa terdeteksi pada anak berumur paling sedikit 1 tahun. Autisme empat kali lebih banyak menyerang anak laki-laki dari pada anak perempuan.

Tanda - tanda Autisme

  • Tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
  • Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
  • Mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
  • Tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
  • Hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
  • Serasa dia punya dunianya sendiri
  • Tidak suka berbicara dengan orang lain
  • Tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain

Penyebab Autisme

Penyebab Autisme sampai sekarang belum dapat ditemukan dengan pasti. Banyak sekali pendapat yang bertentangan antara ahli yang satu dengan yang lainnya mengenai hal ini.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B yang termasuk dalam MMR (Mumps, Measles dan Rubella )bisa berakibat anak mengidap penyakit autisme. Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder.

Tapi hal ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Hal ini berdebatkan karena tidak adanya bukti yang kuat bahwa imunisasi ini penyebab dari autisme, tetapi imunisasi ini diperkirakan ada hubungannya dengan Autisme.

Tunagrahita

Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi. dan rahita berarti pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang mental.

Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
  • Lemah fikiran ( feeble-minded)
  • Terbelakang mental (Mentally Retarded)
  • Bodoh atau dungu (Idiot)
  • Pandir (Imbecile)
  • Tolol (moron)
  • Oligofrenia (Oligophrenia)
  • Mampu Didik (Educable)
  • Mampu Latih (Trainable)
  • Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat
  • Mental Subnormal
  • Defisit Mental
  • Defisit Kognitif
  • Cacat Mental
  • Defisiensi Mental
  • Gangguan Intelektual

American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20), mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes, yang muncul sebelum usia 16 tahun, yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.

Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Pengklasifikasian/penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools (p. 100) sebagai berikut: EDUCABLE Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.

Untuk terapi autis, dikenal ada 4 metode terapi:
  • Terapi Perilaku
  • Terapi Wicara SUMBER :WWW.PRESTASIKITA.COM

Jumat, 12 Maret 2010

Teori 4 P

1. Person (Pribadi)

Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.

Faktor pribadi yang kreatif menurut Roger (dalam Afifa, 2007) :

· Keterbukaan kepada pengalaman,

· Kemampuan untuk memberikan penilaian secara internal sesuai dengan lokus pribadinya.

· Kemampuan untuk secara spontan bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan konsep-konsep.

2. Process (Proses)

Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.

3. Press (Pendorong)

Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.

4. Product (Produk)

Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
SUMBER :http://moethya26.wordpress.com/2010/02/20/pengertian-kreatifitas-4p-produk-proses-pendorong-pribadi/

pengertian kreativitas 4 P (pribadi,proses,pendorong,produk )

Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :

Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
Pengertian Kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
sumber :http://soulmindfaith.blogspot.com/2010/02/pengertian-kreativitas-4p-personal.html

Definisi konsepsional dan oprasional kreativitas

Definisi konsep menurut Arifin Abdurachman adalah suatu pemikiran umum mengenai suatu masalah atau persoalan. Konsep adalah kata istilah yang mengungkapkan suatu abtraksi yang dibentuk dengan generalisasi dari hal-hal khusus kejadian yang diamati. Definisi konsepsional atau definisi konsep disebut juga kerangka konsepsional.Jadi definisi konsepsional kreatifitas adalah sesuatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khusus dengan konsep yang akan diteliti. Konsepsional juga digunakan untuk mendefinisikan pengertian didalam penelitian, agar tidak mengalami pembiasan dalam pengumpulan data hingga pada tahap analisis penelitian.

Definisi operasional menurut koentjaraningrat merupakan batu ujian terakhir apakah masalah dapat diselidiki atau tidak. Sehingga hal tersebut dapat menjadi sebuah demonstrasi dari suatu proses – seperti sebuah variabel, istilah atau objek – dalam hal proses tertentu atau serangkaian tes validasi yang digunakan untuk menentukan kehadiran dan kuantitas.Jadi definisi operasional kreatifitas adalah suatu kemampuan untuk melakukan berbagai hal dalam konsep kreatifitas yang baru dan terus dikembangangkan baik dari dalam maupun dari luar.

sumber : http://danielcia.ngeblogs.com/2010/02/26/definisi-konsepsional-dan-definisi-opersional-kreatifitas/

Penyebab autisme

Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.

Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal.

Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.

Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.

Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.

Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).

sumber :http://www.autis.info/index.php/tentang-autisme/apa-itu-autisme

AUTIS

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autis akan semakin meningkat pesat. Jumlah penyandang autis semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autis masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia. Autis adalah gangguan yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya.
Dalam keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Sehingga saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis.
sumber : http://puterakembara.org/archives10/00000056.shtml

Rabu, 10 Maret 2010

kebesaran allah...



sungai dibawah laut ini yang berada disalah satu kepulauan mexciko
ini membuat saya takjub akan kebesaran allah
yang mampu menciptakan apa saja.....

apakah ini bertanda akan terjadinya
musibah didunia.....

Senin, 08 Maret 2010

Disiplin dan Emosi Anak

Ada sebagian orang tua yang berpendapat bahwa anak tidak memerlukan disiplin sebab pada akhirnya ia akan belajar disiplin dengan sendirinya. Pandangan ini tidak tepat sebab anak memerlukan disiplin sama seperti anak memerlukan tangan orang tua untuk menuntunnya belajar berjalan. Salah satu alasan mengapa disiplin diperlukan karena disiplin akan memengaruhi emosi anak. Ada kaitan yang erat antara disiplin dan pengembangan serta penguasaan emosi anak. Penerapan disiplin yang tidak tepat berpotensi menghambat pemgembangan dan penguasaan emosi anak. Berikutnya kita akan melihat penerapan disiplin yang tidak tepat dan pengaruhnya pada perkembangan emosi anak. Namun, pertama kita akan membahas definisi disiplin itu sendiri.

Definisi mendisiplin anak adalah usaha yang terencana dari pihak orang tua untuk:

  1. mengendalikan dan menghilangkan perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua dan
  2. menumbuhkan dan memertahankan perilaku anak yang sesuai dengan harapan orang tua.

Setidaknya ada tiga unsur yang terlibat di sini.

Penerapan I: Terencana

Pertama, disiplin merupakan usaha yang terencana dari pihak orang tua, dalam pengertian disiplin bukanlah sekadar reaksi emosional, melainkan reaksi yang telah dipikirkan secara matang sehingga arah dan kekonsistenannya terjaga. Reaksi orang tua yang bersifat emosional dan insidental tanpa kesinambungan berpotensi menimbulkan kebingungan, dan pada akhirnya memancing reaksi marah atau ketakutan pada anak.

Penerapan II: Mengendalikan dan Menghilangkan

Kedua, disiplin digunakan untuk mengendalikan dan menghilangkan perilaku anak yang tidak sesuai harapan orang tua. Tidak semua perilaku anak benar dan baik, itu sebabnya anak memerlukan pembentukan agar perilaku yang tidak sesuai dapat dikendalikan dan dihilangkan. Untuk itu diperlukan sistem konsekuensi yang jelas dan tepat. Kegagalan orang tua menerapkan disiplin membuat anak bebas melakukan hal-hal negatif dan ini akan membuatnya lemah dalam penguasaan diri. Sebaliknya, disiplin yang berlebihan membuat anak ketakutan atau memendam kemarahan yang dalam.

Penerapan III: Menumbuhkan dan Memertahankan.

Ketiga, disiplin digunakan untuk menumbuhkan dan mempertahankan perilaku yang sesuai dengan harapan orang tua. Kadang kita beranggapan, sekali nilai yang baik itu tertanam, selamanya ia akan berakar dan berbuah. Faktanya tidak demikian; bukankah ada banyak hal positif yang pernah kita lakukan tidak kita lakukan lagi sekarang?

Orang tua perlu menciptakan sistem imbalan agar anak melihat dan mencicipi sendiri buah keberhasilannya. Dengan kata lain, anak perlu menyadari bahwa disiplin yang diterapkannnya memang baik untuknya, bukan hanya untuk kita. Selama anak melihat bahwa semua ketaatannya hanyalah untuk menyenangkan hati orang tua, disiplin itu belum menjadi bagian hidupnya. Jika ini terjadi, tujuan disiplin telah tercapai; disiplin orang tua telah menjadi disiplin diri.

Firman Tuhan, "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya." (Amsal 13:24)

Sekali lagi tentang anak yang masuk golongan "Attention Deficit Hyperacitivity Disorder". Ciri utamanya adalah kesulitan untuk berkonsentrasi dan mengendalikan emosi serta perilakunya. Ada yang hanya mengalami kesulitan memusatkan perhatian untuk kurun waktu yang lama; ada pula yang tidak dapat mengendalikan perilaku dan emosinya akibat energi yang berlebihan. Kali ini kita hanya akan membahas tentang emosi dan perilakunya, yakni bagaimanakah kita sebagai orang tua dapat menolong mengendalikan emosi dan perilakunya. Ada beberapa langkah yang dapat kita ajarkan, dan semuanya termaktub dalam akronim STAR.

Stop

Kita mengajarkannya untuk berhenti dan tidak melakukan apa-apa tatkala anak tengah marah. Pertama, kita melatihnya untuk mengontrol pernapasannya, yakni menarik napas yang panjang dan melepaskannya perlahan-lahan. Kedua, kita mengajarkannya untuk melemaskan pundaknya. Ketiga, kita mengajarkannya untuk mendengarkan pernapasannya. Keempat, bila memungkinkan kita mengajarkannya untuk meninggalkan situasi yang membuatnya marah itu.

Think

Anak yang mengidap ADHD cenderung peka secara berlebihan dan hal ini membuatnya mudah tersinggung dan marah. Setelah ia mampu untuk "stop", langkah berikutnya adalah mengajarkannya untuk berdialog dengan diri sendiri. Dalam dialog ini, ia harus menjawab pertanyaan, "Apakah ini ditujukan kepada saya dengan maksud untuk membuat saya marah?" Dengan kata lain, kita memintanya untuk berpikir objektif dan luas.

And Respond

Jika jawaban terhadap pertanyaan itu adalah ya, ditujukan kepadanya untuk membuatnya marah, maka langkah berikutnya adalah mengajarkannya untuk menimbang respons seperti apakah yang seharusnya ia berikan. Di sini kita perlu mengajarkannya tentang kehendak Tuhan, yakni tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kita pun dapat mengajarkannya untuk memikirkan alternatif yang lain, misalkan berbicara langsung kepada pihak yang bersangkutan atau melaporkannya kepada kita.

http://lead.sabda.org/disiplin_dan_emosi_anak

Definisi ADHD

ADHD merupakan istilah guna menggambarkan rata – rata kondisi anak atau rata- rata intelegensi anak yang mengalami gangguan pada pemusatan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. (Reed, 1991).
Atttention Defisit Hyperactivity Disorder merupakan gangguan rentang atensi pendek, perilaku impulsive (nakal atau merusak) dan kesulitan dalam berkonsentrasi (Jones, 1994).
ADHD merupakan gangguan metabolisme di anterior kiri lobus frontal, dimana menunjukkan kinerja lugas dan lamban, berubah- ubah bervariasi yang disebabkan adanya diensefalik, reticular activating system yang hipoaktif, disfungsi limbic, di lobus frontal sentral lesi di daerah kaudatus. Lobus pariental di septu median (Lumbantobing, 2001).
ADHD merupakan gangguan perilaku yang disebabkan oleh disfungsi neurobiologi dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian, interaktif dan impulsive (DSM IV, American Psychiatric Association, 1994).
Etiologi
Penyebab kondisi ADHD dapat berhubungan dengan impairment ringan pada sistem saraf pusat yang terjadi pada masa prenatal, genetik dan psikososial (Reed, 1991).
ADHD kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu gangguan biokimia otak, kesehatan ibu yang buruk saat hamil, ibu hamil di bawah 20 tahun, loxemia, eclamsia ( koma atau kejang karena tekanan darah tinggi), fatal disstress (stress pada bayi saat lahir ), head injuri dan lead possioning ( Betty B Osman, 2002).
ADHD juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, retardasi pertumbuhan intra uterin, berat badan pada waktu lahir yang sangat rendah dan afiksia perinatal merupakan faktor yang ada diikuti oleh ADHD. Termasuk hiperaktivitas, intoksikasi timbal yang kronis dapat menyebabkan masalah atensi dan bahasa (Lumbantobing, 2001).
Gambaran Klinis
Anak dengan kondisi ADHD tidak mampu memusatkan pikiran dan perhatiannya selama jangka waktu yang cukup lama, anak tidak mampu berkonsentrasi, perhatiannya mudah dialihkan, rentang waktu pemusatan perhatian singkat. Penderita ADHD tidak memperhatikan hal yang rinci, ia sering membuat kesalahan karena tidak berhati- hati dengan pekerjaanya, sering berantakan dan dilakukan secara sembarangan, tidak berfikir dengan baik, sering berpindah-pindah dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain sebelum menyelesaikan kegiatan yang dikerjakan. Tugas yang membuat perhatian mental terus menerus dirasakan tidak menyenangkan, tidak mengikuti rincian aturan permainan atau kegiatan dan kesulitan koordinasi motorik halus (Lumbantobing, 2001).
Kriteria penandaan ADHD meliputi simptom yang berkaitan dengan kurang mampu memperhatikan dan hiperaktif kompulsif. Seperti halnya lemah belajar. ADHD dianggap punya dasar neurofisiologikal namun tidak sama dengan lemah belajar, ADHD mencerminkan mampu untuk memfokuskan dan mempertahankan perhatian secara selektif.
Untuk mempertimbangkan sebagai ADHD, simptomnya harus tampak sebelum berusia 7 tahun, bertahan selama paling sedikit 6 bulan, dan jadi tidak konsisten dengan tingkat pertumbuhan seorang anak, simptom itu juga harus bisa diobservasi paling sedikit di dua tempat (misalnya di rumah dan di sekolah) dengan bukti kelemahan mencolok dalam hal fungsi pekerjaan, akademik atau sosial. Yang terakhir simptom itu tidak lebih disebabkan oleh gangguan mental
sumber :http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1956387-adhd/

jenis-jenis permainan anak adhd

permainan-permainan olahraga seperti bulutangkis,basket,sepak bola yang dapat membantu konsentrasi anak pada adhd.

olahraga adalah permainan-permainan yang dapat membuat anak adhd bisa menjadi melatih konsentrasi pada anak adhd

sumber :LisaNofrianti.blogspot.com/jenis permainan anak untuk melatih konsentrasi


Bagaimana masa depan anak dengan ADHD ?

Dahulu dianggap bahwa kebanyakan anak-anak akan bertumbuh dan mengatasi ADHD setelah masa remajanya. Sekarang kita mengerti bahwa hal ini tidak benar. Meskipun sejumlah gejala ADHD dapat menghilang dengan berjalannya waktu11, dan sejumlah anak dapat tumbuh mengatasi penyakitnya, kebanyakan anak dengan ADHD akan tetap mengalami beberapa gejala ADHD selama tahun-tahun kemudian kehidupannya5.

Untuk sejumlah orang, ADHD merupakan kondisi seumur hidup. Hampir 50 persen anak-anak dengan ADHD tetap mempunyai gejala-gejala yang perlu diobati setelah dewasa5. Diagnosa dini dapat membantu individu ini untuk belajar bagaimana mengelola gejala-gejalanya dan berhasil dalam kehidupan
“Sejak saya mulai dengan pengobatan ADHD, saya mendapatkan perspektif untuk menengok kembali hidup saya dan melihat mengapa beberapa hal yang saya lakukan telah gagal” - dewasa dengan ADHD.
sumber :http://adhd.or.id/school.html
_____________________________________________________________________________________

Pendidikan Sekolah Untuk Anak ADHD

Bagaimana sekolah dapat membantu anak saya penderita ADHD ?

Sekolah dapat bekerja sama dengan keluarga dan para dokter untuk membantu anak ADHD di sekolah. Komunikasi terbuka antara orangtua dan staf sekolah dapat merupakan kunci keberhasilan anak. Para guru seringkali merupakan pihak yang pertama dalam mengenali perilaku seperti ADHD serta dapat memberikan informasi yang berguna kepada orangtua, penanggung-jawab, dan dokter yang dapat membantu diagnosa dan pengobatan.
Para guru dan orangtua juga dapat bekerja-sama untuk pemecahan masalah dan merencanakan cara-cara untuk membantu pelajaran anak baik di rumah maupun di sekolah.

“Menemukan bahwa anak kami menderita ADHD menjawab banyak pertanyaan mengapa ia tidak menunjukkan kinerja yang lebih baik disekolah” - orangtua dengan anak ADHD
____________________________________________________________________________________________

Bagaimana ADHD mempengaruhi kemampuan anak untuk menjalin persahabatan ?
Anak-anak dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, yang dapat mengakibatkan konflik dengan anggota keluarga atau penolakan oleh anak-anak lain seusianya. Kekurangan dalam kemampuan sosial dikombinasi dengan tingkah laku hiperaktif, impulsif, dan kurang perhatian dapat menyebabkan anak dengan ADHD bertindak dengan cara yang dianggap tidak ramah, suka memerintah, kasar, tidak berpikir, atau aneh. Tambahan pula, anak dengan ADHD, seperti anak cacad lain, lebih sering menjadi sasaran untuk diperolokkan.

Obat-obatan untuk ADHD dapat memberikan efek positif terhadap tingkah laku sosial dan memperbaiki cara anak berhubungan dengan sesama.
Sebagai contoh, mereka mungkin lebih mampu untuk menunggu gilirannya dalam suatu permainan atau pembicaraan atau mengurangi komentar yang tidak dipikirkan terlebih dahulu.

Apakah anak saya perlu obat selama di luar sekolah ?
Gejala ADHD biasanya menetap pada anak anda – di sekolah, dan selama bermain, juga di rumah. Kebanyakan dokter menyarankan agar anak tetap menggunakan obat selama anak sadar/bangun, terutama apabila gejala ADHD menyebabkan ketegangan pada situasi diluar sekolah. Tidak makan obat ADHD dapat menimbulkan risiko bagi anak anda. Anak berusia muda berisiko untuk terluka dan mendapatkan masalah sosial bila tidak makan obat ADHD, sedangkan remaja lebih berisiko untuk kecelakaan kendaraan bermotor dan kelakuan berisiko lainnya.

Ada kemungkinan dokter anak anda menyarankan untuk memberikan istirahat makan obat pada waktu tertentu, seperti saat keluar sekolah, untuk mengurangi efek samping. Penting bagi anda dan anak anda untuk waspada bahwa gejala-gejala ADHD dapat timbul kembali bila obat dihentikan.

Strategi Untuk Anak di Rumah dan Sekolah

- Mempunyai rutinitas yang sama tiap hari
- Mengatur kegiatan harian
- Gunakan jadwal untuk pekerjaan rumah
- Pertahankan aturan secara konsisten dan berimbang.
sumber:http://adhd.or.id/school.html

Anak Suka Bikin Onar, Waspadai Gejala ADHD

Setiap ibu pasti suka anaknya menjadi aktif bergerak, lincah berlarian ke sana-kemari, dan banyak berbicara. Tetapi, jika tindakannya sudah berlebihan sehingga anak hanya bikin onar, para ibu seharusnya waspada. Mungkin buah hatinya itu mengidap penyakit yang disebut gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD/ attention-deficit/hyperactivity disorders). Makin dini diobati, penderita ADHD bisa kembali hidup normal.
"Hampir 90 persen anak ADHD berkurang gejalanya setelah menjalani pengobatan dengan sejumlah terapi lainnya secara rutin," kata dokter spesialis kesehatan jiwa, dr Ika Widyawati SpKJ, Kepala Divisi Psikiatri Anak, Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam diskusi terbatas tentang ADHD, di sekolah khusus ADHD Patmos School, Jakarta, Kamis (23/4).
Ika menjelaskan, ADHD merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian, aktivitas berlebihan, dan perilaku impulsif yang tidak sesuai dengan umurnya. Diperkirakan, jumlah anak penderita ADHD mencapai 3-7 persen di antara anak sekolah. Di Jakarta, penderita ADHD ditemukan sebanyak 26,2 persen di antara anak usia 6-13 tahun.
"Jika tidak diobati, gejala ADHD bisa berlanjut hingga remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD menyebabkan gangguan kemampuan akademik dan interaksi sosial dengan teman. ADHD pada anak remaja dan dewasa juga menimbulkan berbagai masalah yang serius.
"Orangtua penderita ADHD selalu tertekan setiap menerima surat dari sekolah bahwa anak mereka sulit diatur dan selalu bikin masalah. Untuk itu, segera bawa anak berobat ke psikiater jika orangtua menemukan gejala ADHD karena ada yang salah di otaknya," ucap Ika.
Faktor penyebab ADHD, menurut Ika, merujuk pada berbagai hasil penelitian, adalah otak anak ADHD sedikit berbeda dengan anak non-ADHD. Beberapa bagian otak berukuran lebih kecil. Metabolisme di otak juga mengalami sedikit penurunan di daerah-daerah tertentu.
"Anak ADHD mengalami keurangan beberapa bahan kimia di otak, yaitu dopamin atau norepinefrin dan serotonin. Kurangnya bahan kimia tersebut menyebabkan munculnya gejala ADHD," tuturnya.
Namun sayangnya, tambah Ika, banyak pihak yang salah mengdiagnosis ADHD dengan redartasi mental dan IQ borderline atau yang akrab dikenal masyarakat sebagai lemot (lemah otak). Anak ADHD bisa berprestasi asal ditangani dengan benar. Kesulitan belajar hanya ditemukan pada 10-25 persen penderita ADHD. Namun, sering juga ditemukan keterlambatan bicara dan berbahasa.
"Kadang anak dengan sindrom ADHD diikuti dengan tingkat kecerdasan yang rendah, tapi itu tak berlaku untuk semua penderita ADHD. Misalnya, Michael Phelps, perenang internasional Amerika Serikat. Meski penderita ADHD, ia berhasil meraih 14 medali emas pada Olimpiade Beijing.
Hal senada dikemukakan dr Dwidjo Saputro SPKJ, Ketua Asosiasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja (Akeswari). Ia menilai penting untuk melakukan pemeriksaan medis untuk mencari penyakit lain yang dapat menyebabkan kondisi gejala mirip dengan ADHD. Misalnya, gangguan pendengaran dan penglihatan, malnutrisi atau kurang gizi, gangguan tidur, pemakaian obat-obatan kronis yang dapat menimbulkan gejala mirip ADHD serta pemeriksaan fungsi tiroid hanya apabila ada kecurigaan hipo atau hipertiroidisme atau gangguan pertumbuhan dan ada tidaknya sindrom Fragile X.
"Pemeriksaan medis penting untuk memastikan apakah benar anak terkena ADHD atau ada penyakit lain,' ucap Dwidjo seraya menambahkan bahwa ADHD kebanyakan diderita anak lelaki dengan rasio sepuluh berbanding satu dengan anak perempuan.
Gejala ADHD disebutkan, antara lain, suka berlarian tanpa arah, memanjat berlebihan pada anak kecil, berperilaku tak pernah lelah, dan pada anak yang lebih tua sering mengalami nervous. Selain itu, anak memperlihatkan sikap tidak mendengar instruksi, fokus mudah terpecah, ceroboh, kerap melakukan kesalahan impulsif, sering dipanggil di dalam kelas, susah menunggu gilirannya apabila dalam situasi kelompok, gagal mengikuti permintaan orangtua, tak mampu memainkan permainan selama yang dimainkan anak seusianya.
"Anak dengan ADHD sering mengalami kecelakaan karena terlalu banyak lari dan memanjat, dikombinasikan dengan perilaku impulsif dan kurang perhatian terhadap bahaya dan peringatan," tuturnya.
Tanpa tindakan dan terapi yang tepat, menurut Dwidjo, anak ADHD mungkin akan gagal dalam sekolah, dan teman-temannya pun akan kesulitan karena si anak kurang dalam hal kerja sama dan melakukan aktivitas sosial. Begitu juga soal jati diri, si anak lebih banyak memiliki kegagalan daripada sukses yang mengundang kritik dari keluarga dan guru yang tidak mengenali masalah kesehatannya.
"Jangan merasa minder dan tertekan sebab jika itu dirasakan sang anak, ia akan merasa lebih tersudut dan lebih tertekan lagi," ucapnya.
Proses penyembuhan anak ADHD memerlukan keterlibatan berbagai disiplin ilmu dan para ahli, seperti dokter anak, psikolog, ahli terapi wicara, ahli saraf anak, dan rekam medis. Pada prosesnya, penyembuhan anak hiperaktif harus melibatkan anak, orangtua, guru, dokter, dan tim ahli yang menangani.
"Penyembuhan anak ADHD dilakukan dengan terapi perilaku dan pengobatan medis lewat obat-obatan. Beberapa usaha yang dapat dilakukan orangtua di rumah antara lain membuat pengaturan jadwal kegiatan dengan menerapkan sistem yang rutin, reguler, dan repetition (pengulangan)," katanya.
Anak ADHD juga memerlukan adanya pengaturan dalam membantunya memusatkan perhatian, sehingga anak terhindar dari hal-hal yang bisa mengganggunya.
Upayakan tempat belajar serapi mungkin. Tidak ada benda-benda yang dapat memecahkan perhatiannya seperti TV, gambar-gambar atau radio.
sumber :http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=225350

Mengendalikan Emosi Anak ADHD

Anak yang mengidap ADHD cenderung peka secara berlebihan dan hal ini membuatnya mudah tersinggung dan marah. Setelah ia mampu untuk stop, langkah berikutnya adalah mengajarkannya untuk berdialog dengan diri sendiri. Dalam dialog ini, ia harus menjawab pertanyaan, "Apakah ini ditujukan kepada saya dengan maksud untuk membuat saya marah?" Dengan kata lain, kita memintanya untuk berpikir obyektif dan luas.
Sumber :http://www.telaga.org/audio/mengendalikan_emosi_anak_adhd

Penanganan ADHD

1. Terapi Farmakologi
Rencana pengobatan harus dibuat secara individual, tergantung gejala dan efeknya terhadap kehidupan sehari-hari. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa kombinasi obat dan terapi lain memberi hasil paling baik.

Pengobatan diberikan bila gejala impulsivitas, agresivitas, dan hiperaktivitas cukup berat sehingga menyebabkan gangguan di sekolah, di rumah, atau hubungan dengan teman. Pengobatan bertujuan menghilangkan gejala dan sangat memudahkan terapi psikologis. Lamanya pengobatan tergantung ada atau tidaknya gejala yang ingin dihilangkan.

2. Terapi Perilaku
Terapi psikososial/perilaku, seperti pelatihan kemampuan sosial, dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosis ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini. Namun, untuk jangka panjangnya, terapi perilaku saja tidak cukup dalam menangani ADHD

3. Terapi Kombinasi
Inilah terapi yang diyakini terbaik karena dibarengi dengan makan obat, sedangkan terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak.

Cara terbaik adalah bekerja sama dengan seorang terapis berpengalaman dalam masalah perilaku, lalu rajin berkonsultasi dengan dokter yang fokus menangani anak ADHD untuk memonitor perkembangan anak.

Terapi perilaku bermanfaat membentuk self control pada anak sehingga bila sudah terbentuk, dosis obatnya akan dikurangi secara bertahap sampai akhirnya anak tidak memerlukan lagi.
Sumber :http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/27/09410387/Penanganan.Anak.ADHD

menanagani anak hyperaktif

Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin terlalu mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Tetapi mendidik anak untuk
mempunyai emosi yang stabil, tidak semua orang bisa melakukannya.
Dibutuhkan orang tua dan guru yang sabar, serius, ulet, serta mempunyai semangat dedikasi tinggi dalam memahami
dinamika kepribadian anak. Perilaku siswa usia sekolah saat ini banyak dikeluhkan guru. Para guru mengeluh sikap
anak-anak yang sangat sulit di atur emosinya di kelas selama pelajaran berlangsung. Saya tidak tahu lagi harus
bagaimana melatih dan mengajarkan siswa saya untuk konsentrasi, tekun, dan tenang selama pelajaran saya
berlangsung. Saya bingung, teguran dan sangsi apa lagi yang harus saya berikan agar siswa saya bisa duduk dengan
tenang selama pelajaran berlangsung sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang saya ajarkan. Itulah dua
dari sekian banyak contoh keluhan para guru menghadapi siswa hiperaktif di kelas selama pelajaran berlangsung di
sekolah.
Dalam Psikologi terdapat apa yang namanya anak penderita Attention deficit Hiperactivity Disorder (ADHD). ADHD
didefinisikan sebagai anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian, tidak dapat menerima impuls-impuls dengan
baik, suka melakukan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol, dan menjadi lebih hiperaktif. Adapun kriteria anak hiperaktif
pada masa sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (defisit dalam memusatkan perhatian) sehingga anak tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara baik.
2. Jika diajak bicara siswa hiperaktif tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan
bicaranya).
3. Mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar dirinya..
4. Tidak dapat duduk tenang walaupun dalam batas waktu lima menit dan suka bergerak serta selalu tampak gelisah.
5. Sering mengucapkan kata-kata secara spontan (tidak sadar).
6. Sering melontarkan pertanyaan yang tidak bermakna kepada guru selama pelajaran berlangsung.
7. Mengalami kesulitan dalam bermain bersama temannya karena ia tidak memiliki perhatian yang baik
Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping
karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka
memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru
kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal.
Secara psikologis, perkembangan kognisi anak-anak yang menderita hiperaktif biasanya termasuk dalam kategori
normal. Jika prestasi akademik mereka rendah, sebenarnya bukan karena perkembangan kognisinya yang bermasalah,
tetapi lebih disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk konsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah hiperaktif pada siswa di sekolah adalah orang tua harus berupaya
menghilangkan perilaku hiperaktif anak sebelum masuk sekolah. Cara yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah sedini
mungkin membiasakan seorang anak untuk hidup dalam suatu aturan. Jadi anak harus dikendalikan emosinya dengan
penerapan aturan yang konsisten di rumah oleh orang tua. Selain itu, anak juga harus sedini mungkin diberikan
kepercayaan dan tanggung jawab terhadap apa yang seharusnya dia lakukan. Di bawah ini ada beberapa ciri khusus
yang dapat orang tua deteksi perilaku hiperaktif anak pada setiap fase perkembangannya.
1. Akhir tahun pertama sebelum masuk sekolah (pada saat Balita) perilaku Attention deficit Hiperactivity Disorder
(ADHD) yang ada pada anak belum bisa terdeteksi secara nyata, tetapi bila mereka menunjukkan tingkah laku gelisah
dalam melakukan suatu aktifitas tertentu maka orang tua sebenarnya harus bisa memberikan perhatian serius.
2. Pada masa pra sekolah, gejala ADHD-nya mulai nampak. Misalnya tidak mampu mengerjakan suatu tugas yang
ringan, tidak mampu bergaul dengan teman atau cuek terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Pada masa sekolah jika tidak mendapatkan perhatian serius maka defisiensi yang di derita anak akan bertambah
sehingga kondisinya bisa lebih parah dari masa sebelumnya. Langkah terbaik untuk masa ini adalah anak perlu
diperhatikan kondisi emosinya seawal mungkin oleh orang tua sebelum masuk sekolah.
4. Jika pada tiga fase sebelumnya tidak diperhatikan secara serius, maka pada masa remaja awal (SLTP) anak yang
menderita ADHD tidak dapat berhasil dalam belajar. Kondisi ini yang menyebabkan seorang remaja tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi nantinya.Alasan yang sangat nyata adalah karena prestasi belajar
anak hiperaktif yang sangat rendah. Kondisi ini lebihdisebabkan karena anak hiperaktif mengalmi deficit dalam perhatian.
5. Pada masa dewasa seorang yang masih menderita ADHD mengalami masalah dalam hubungan interpersonal seperti,
kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain (minder) tidak percaya diri, tidak mempunyai konsep diri yang jelas,
selalu tampak depresi atau stress, memiliki perilaku anti sosial, dan selalu merasa tidak mantap dengan tugasnya atau
duniaguru.com
http://duniaguru.com Powered by Joomla! Generated: 9 March, 2010, 05:25
pekerjaannya. Jadi ADHD yang tidak teratasi akan terbawa sampai masa dewasa.
Kerja nyata dari orang tua dalam membentuk emosi anak adalah sedini mungkin mencoba membimbing anak dalam
berbagai aktivitas hidupnya. Belajar menenangkan anak untuk bisa memusatkan perhatiannya sedini mungkin menjadi
penting, karena akan berpengaruh secara tidak langsung pada perkembangan prestasi anak di sekolah. Keterampilan
khusus yang dimiliki orang tua dalam mengatur emosi anak sejak dini itu akan mematangkan emosinya pada waktu
sekolah nantinya. Keterampilan-keterampilan yang diajarkan oleh orang tua pada waktu kecil juga akan memungkinkan
seorang anak bisa bersikap penuh perhatian terhadap isyarat-isyarat sosial pada perkembangan kepribadiannya.
Dengan kata lain, keseriusan orang tua dalam mendeteksi dan menanggapi secara baik setiap emosi yang dimunculkan
anak pada masa kecil, akan membantu anak pada proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya.
Sumber: sekolahindonesia.com
duniaguru.com
http://duniaguru.

BOLA TERAPI LATIHAN KOORDINASI OTAK DENGAN METODE BRAIN GYM BAGI ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY DISORDER)

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder. Merupakan salah satu gangguan dari kelainan otak disertai hiperaktifitas. ADHD dapat terdeteksi dari umur 3-7 tahun. Deteksinya dilakukan secara intensif karena terjadi tumpang tindih antar gejala yang terlihat. Pada dasarnya anak ADHD terlihat normal, tidak ada kelainan fisik padanya. Berbeda dengan autis, anak ADHD dapat disembuhkan. Melalui rehabilitasi medis (terapi), pengobatan medis, kemudian penyembuhan alternatif seperti balur, Brain Gym, olahraga ataupun bermain musik. Saat ini banyak yayasan dan sekolah khusus dibangun pemerintah sebagai wadah pendidikan serta tempat penyedia sarana terapi bagi anak-anak yang mengalami ADHD. Anak ADHD mengalami kesulitan untuk fokus dan berlaku berlebihan (hiperaktif) yang dapat mengganggu teman-temannya. Melihat dari permasalahan tersebut, maka pada proyek tugas akhir ini, penulis ingin memberikan solusi dalam penyembuhan anak ADHD melalui metode Brain Gym yang dipercaya dapat memberikan efek baik kepada anak ADHD. Metode yang digunakan dari Brain Gym adalah metode untuk latihan koordinasi otak. Latihan koordinasi otak ini ditujukan untuk melatih fokus anak ADHD. Latihan koordinasi ini terdiri dari kegiatan menjaga keseimbangan ("the rocker"), gerak silang ("cross crawl"), dan gerak mendorong ("calf pump"). Namun, Brain Gym saat ini dilakukan tanpa menggunakan alat. Sulit sekali mengajak anak ADHD melakukan Brain Gym karena mereka tidak mau diam dan sulit mengikuti gerakan instruktur dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan sesuatu yang dapat menarik perhatian anak ADHD agar mereka mau melakukan Brain Gym. Dalam proyek tugas akhir ini, penulis membuat produk yang secara tidak langsung dapat membuat anak berlatih koordinasi yang secara garis besar diterapkan melalui metode Brain Gym. Produk juga memiliki fungsi untuk relaksasi. Relaksasi memang bermanfaat untuk mengatasi hiperaktifitas anak ADHD. Biasanya relaksasi pada anak ADHD dilakukan dengan cara memijat anak ADHD yang posisi tubuhnya tengkurap pada sebuah bola besar. Hal ini menjadi analisa yang dapat mempengaruhi bentuk produk.
Sumber :http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-afinidwina-30633

Terapi Tomatis:Permainan dengan Rangsangan Suara untuk Meningkatkan Daya Konsentrasi Anak adhd

Terapi Tomatis: Permainan dengan Rangsangan Suara untuk Meningkatkan Daya Konsentrasi pada Anak


Anak-anak penderita Attention Deficit Disorder/ADD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder/ADHD dan juga yang memiliki gangguan pendengaran sering mengalami kesulitan berkonsentrasi. Pada anak hiperaktif misalnya hal ini disebabkan oleh kerusakan kecil pada fungsi sistem saraf pusatnya yang melemahkan kendali rangsang anak. Karena itu anak tidak mampu berkonsentrasi pada satu tugas tertentu, perhatiannya mudah teralihkan oleh hal-hal lain di sekitarnya , dengan kata lain daya konsentrasinya sangat lemah.

Hal yang sama juga dialami oleh anak yang menderita gangguan pendengaran. Dia akan sulit berkonsentrasi, karena dia tidak mampu mendengarkan dengan baik. Perhatiannya cepat teralihkan pada hal lain yang tidak membutuhkan kemampuan audionya. Untuk memastikan bahwa anak kita mengalami gangguan ini atau tidak, jika menemukan gejala-gejala tertentu seperti diam saja atau lama merespons bila dipanggil atau memberikan jawaban berbeda dari pertanyaan yang diajukan, sebaiknya periksakan anak kita pada spesialis THT, sebelum menjatuhkan vonis kepada anak kita sebagai anak ADD/ADHD.

Dr. Harold Levinson berpendapat, bahwa melalui perbaikan pada indera pendengaran dapat menolong anak yang mengalami kesulitan belajar atau sulit berkonsentrasi. Bila tidak, hal ini bisa berlanjut dengan gangguan fungsi bicara dan kemampuan mengingat pada anak.

Terapi Tomatis dikembangkan oleh Dr.Alfred Tomatis pada tahun 70 an adalah pelatihan melalui rangsangan suara untuk meningkatkan fungsi pendengaran dan mengatasi kesulitan berkonsentrasi pada anak-anak ADD/ADHD. Dengan memperkenalkan alat-alat musik dan bunyi-bunyian selain bisa merangsang jiwa seni anak, juga sebagai rangsangan suara untuk mendapatkan perhatian anak, agar terpusat pada kita dan tidak teralihkan oleh hal-hal lain di sekitarnya. Terutama anak-anak ADD/ADHD yang tidak sensitif terhadap bunyi pada frekuensi tertentu memerlukan latihan mendengar bunyi-bunyian yang akan membantu dirinya untuk mengembangkan kemampuannya berkonsentrasi.

Berikut ini adalah permainan-permainan menyenangkan dengan alat musik atau bunyi-bunyian yang dapat kita lakukan di Taman Bermain ataupun di Rumah yang disadur dari bahasa Jerman. Alat yang digunakan sangat sederhana,tidak mahal dan bisa dibuat sendiri. Permainan motorik kasar yang berupa rangsangan suara ini, selain membuat anak gembira dan santai, juga bisa meningkatkan kemampuan anak berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya pada tugas tertentu:

1. Berlari Dalam Ruangan


4-5 anak berlari membentuk lingkaran dan guru kemudian memberi tanda akustik dengan memakai gendang, rebana atau tepuk tangan berirama untuk menghentikan gerakan anak secara tiba-tiba, kemudian anak secepat mungkin harus tengkurap.

* Variasi Permainan:

- Anak-anak kemudian dapat berlari mundur, lalu dihentikan tiba-tiba juga dengan alat musik atau bunyi-bunyian.

- Anak-anak dapat berkeliling dengan melompat atau merayap diiringi musik kaset atau bunyi-bunyian lain,

kemudian dihentikan tiba-tiba.

* Materi permainan: Kaset, alat musik, gendang, rebana atau alat musik lain atau segitiga pengaman.

* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:

Pada awal permainan anak-anak masih akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk menghentikan gerakan mereka secara mendadak waktu tanda akustik diperdengarkan dan sebagian anak masih tetap berlari terus, tetapi lama kelamaan mereka bisa mengontrol tubuh mereka dengan baik dan memusatkan perhatian mereka pada tanda/aba-aba akustik yang diberikan.

2. Pengenalan Berbagai Bunyi


Macam-macam bunyi seperti anjing menggonggong, ayam berkokok, burung berkicau, suara klakson mobil dll direkam kedalam kaset dan kemudian diperdengarkan kepada sekelompok kecil anak dan setiap anak bergiliran harus menebak bunyi apakah itu.

* Variasi Permainan:

Suara dari guru-guru dan anak-anak dalam kelompok atau dari kelas lain direkam dan kemudian diperdengarkan, lalu anak-anak menebak suara siapakah itu?


* Materi/Alat Permainan:Sebuah tape recorder , alat perekam dan kaset

* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:

Permainan ini menyenangkan, bila dimainkan tidak terlalu lama, karena bila kelamaan anak cepat menjadi bosan dan konsentrasinya bisa terganggu.

3. Bermain dengan Menirukan Tingkah Laku dan Suara Binatang


Sekitar 4-5 anak berkumpul membentuk lingkaran dan duduk diatas matras. Seorang guru berdiri di tengah dengan memakai topi penyihir dan memegang tongkat sihir yang dihias sebelumnya. Satu persatu anak ditutup dengan selimut dan sambil membentangkan tangannya dan tongkat menyentuh kepala anak tsb, sambil berkata „Bim salabim, jadilah gajah“, kemudian selimut diangkat, anak tsb menirukan tingkah laku gajah dan bersuara seperti gajah. Kemudian pindah ke anak lain, melakukan hal yang sama dan berkata:“Bim salabim, jadilah ayam“ dan anak tsb bertingkah laku seperti ayam, sambil memperdengarkan suara ayam berkokok dstnya.

* Variasi Permainan:

Anak-anak juga bisa mengusulkan untuk menjadi binatang kesayangannya seperti anjing, kuda ,burung, kucing dsbnya.

* Materi/Alat Permainan:Matras. Sehelai selimut, topi penyihir dan tongkat sihir yang bisa dibuat sendiri
dengan hiasan kertas crep warna-warni.

* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:

Anak-anak yang menjadi berbagai binatang harus bergerak dan mengeluarkan suara-suara sedemikian rupa menurut kemampuan masing-masing anak dalam menirukannya. Dorongan untuk satu variasi mengenai penampilan meniru tingkah laku dan suara satu jenis binatang bagi seorang anak bisa didapat dengan memperhatikan gerak dan gaya anak-anak sebelumnya ataupun gurunya, sebelum tiba gilirannya. Guru wajib menuntun konsentrasi anak agar memperhatikan kelakuan temannya itu, agar dia juga bisa menirukan dengan baik tingkah laku dan suara binatang yang jadi pilihannya.


4. Memperdengarkan Suara Keras dan Suara Lembut

Sekelompok kecil anak terdiri dari 5 atau 6 anak duduk di lantai sambil mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai dengan keras, lebih keras dan lebih keras lagi, kemudian beralih ke suara yang lembut, lebih lembut dan lebih lembut lagi, sehingga hampir tidak kedengaran.

* Variasi Permainan:
- Lakukan seperti diatas , bertepuk tangan atau menepuk-nepuk lantai
- Berteriak keras, kemudian lembut, lalu lebih keras dan lebih lembut
- Memukul meja dengan keras dan lembut, lebih keras dan lebih lembut
- Dengan memainkan alat musik, lebih keras dan lebih lembut dstnya

* Materi/Alat Permainan: Meja, kursi, alat musik dan alat bunyi-bunyian lain

* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:

Anak-anak yang pemalu atau takut biasanya susah untuk berteriak atau membuat ribut. Latihan ini justru baik untuk mereka, dan guru tolong membujuk dan memotivasi mereka untuk mau ikut bermain. Permainan ini juga sangat baik dilakukan sebelum menjalankan program mewarnai, menggunting, menempel atau mengenal bentuk-bentuk dll yang memerlukan konsentrasi dan ketenangan. Juga baik dilakukan pada saat kebanyakan anak kelihatan kesal atau susah berkonsentrasi, terutama pada hari Senin setelah berakhir minggu, anak sering kelelahan dan tidak “mood” di Taman Bermain. Anak dapat berteriak keras dan lebih keras lagi untuk menyalurkan agresifitasnya dan kemudian akan terlihat lebih santai.

* Variasi Permainan Lain:
Guru membisikkan sesuatu ke telinga anak dan bertanya, apa anak itu mengerti dengan mengulang kalimat yang dibisikkan itu. Kemudian sebaliknya anak membisikkan satu kalimat kepada guru dan bertanya apa yang baru saja dia bisikkan.

5. Permainan Akustik (Membuat Suara-Suara)

Berbagai macam alat yang mengeluarkan bunyi-bunyian yang berbeda diberikan kepada sekelompok kecil anak yang terdiri dari 4-6 anak. Pastikan bahwa setiap anak mendapatkan instrument yang berbeda, misalnya gendang, rebana, bel, satu ikatan kunci-kunci, klakson mobil, satu ikatan kaleng-kaleng bekas, tutup panci dengan sendoknya dll. Kemudian masing-masing anak mencoba sendiri suara-suara apa saja yang bisa diperdengarkan dengan memainkan alat yang dipegangnya itu dan kemudian alat itu ditukar dengan alat yang dipegang temannya dan dicoba membuat nada-nada dengan alat musik yang dipegangnya tsb, demikian seterusnya sampai mereka mencoba semua alat yang ada dan bereksperimen membuat nada-nada.

* Variasi Permainan:
Dengan aba-aba yang diberikan guru semua anak bersama-sama mencoba memainkan alat yang dipegangnya dan mengusahakan untuk membuat bunyi-bunyian berirama membentuk satu konser. Pantun-pantun dan lagu-lagu pendek dapat pula diajarkan untuk dinyanyikan dengan iringan musik dan instrument mereka. Cobalah terus berulang-ulang dalam beberapa minggu sampai satu waktu bisa menjadi satu konser sungguhan.

* Materi/Alat Permainan:
Semua instrument yang mengeluarkan buny-bunyian seperti gendang, rebana, xylophon, segitiga pengaman, bel, satu bundel kunci-kunci, kincringan, klakson mobil, kaleng-kaleng kosong, tutup panci dll.

* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Untuk mencoba alat-alat yang ada sampai bisa membentuk irama tertentu, anak-anak memerlukan beberapa hari dan ini harus dijadwalkan dalam susunan pelajaran harian.Barulah sesudah anak-anak menguasai alat tsb dengan baik variasi permainan dengan membentuk konser dengan membawakan lagu tertentu dapat dilaksanakan. Dalam hal ini peran guru dalam membimbing anak sangat penting.

6. Menebak Bunyi-Bunyian


Bunyi-bunyian atau suara-suara yang sebelumnya telah diperkenalkan kepada anak-anak akan dimainkan oleh guru dibelakang punggungnya atau dibalik gorden. Anak-anak harus menebak nama alat yang dibunyikan tsb. Atau bisa juga mata anak ditutup dengan sehelai kain dan satu alat musik dimainkan, kemudian dia menebak alat apa itu.

* Variasi Permainan:
1. Satu anak bersembunyi dan memperdengarkan bunyi dari alat musik tertentu yang dipegangnya dan anak lain

menebaknya.

2. Jam weker disembunyikan di bawah bantal dan anak-anak mencari asal suaranya.

* Materi/Alat Permainan:

Semua alat yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian seperti pada permainan sebelumnya dan sapu tangan.

* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:

Instrument seperti misalnya gendang dapat dibunyikan untuk digunakan sebagai daya tarik anak, mengajak mereka bermain di ruang terbuka atau memotivasi mereka untuk melompati rintangan-rintangan yang dipasang misalnya.

7. Bermain: Dimana Rumahku?

Setiap anak berdiri di dalam rumahnya masing-masing, di tengah sebuah ban bekas, atau ditengah tali berwarna yang membentuk lingkaran atau di tengah hola-hop. Dengan mengikuti suara gendang atau rebana yang dimainkan guru atau suara kaset anak-anak mulai keluar dari rumahnya itu dan berlarian mengelilingi ruangan. Melalui aba-aba dari guru atau pada waktu musik distop, anak-anak mencari rumahnya dan duduk kembali di tengah-tengah rumahnya masing-masing. Anak-anak harus benar-benar mengenali rumahnya , apakah melalui warna atau bentuknya. Untuk memudahkan pengenalan rumahnya kembali, anak bisa meletakkan barang kesayangannya seperti boneka, dompet dll di rumahnya itu.

* Variasi Permainan:
- Berkunjung ke rumah teman: Bermain peran dengan mengetahui cara-cara berkunjung ke rumah teman.

* Materi/Alat Permainan:Ban bekas, tali berwarna, hola hop.

Permainan-permainan tsb diatas tidak hanya digunakan dalam menterapi anak-anak ADD/ADHD saja, tetapi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak pada umumnya dan mengarahkan perhatian anak pada satu tugas tertentu melalui bermain dengan suara-suara atau bunyi-bunyian. Selamat Mencoba!(DP)
sumber :http://www.pestalozzi-indonesia.com/content/view/27/2/

TREATMENT ADHD

Studi yang begitu lama membuktikan bahwa kombinasi antara obat-obatan dan psikoterapi (behavioral therapy) dan manajemen medikasi yang tepat, terapi yang intensif dan komunitas treatment yang rutin telah menolong anak-anak dengan gangguan ADHD menjadi lebih baik. Menurunnya intensitas kecemasan, membaiknya penampilan di sekolah, meningkatnya kualitas hubungan antara orangtua-anak, meningkatkan kemampuan sosial merupakan keuntungan pemberian treatment secara dini, tentunya dengan medikasi yang rendah dosis.

Kadang beberapa anak menunjukkan efek buruk dari medikasi, oleh karenanya perlunya pengawasan ketat dalam pemberian obat-obatan, apalgi bila anak tersebut disertai dengan gangguan kecemasan dan depresi. Haruslah berhati-hati dalam memberi obat-obatan medis

a) Medikasi
Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala hiperaktif dan kompulsif, beberapa anak juga dilaporkan meningkatnya konsentrasi, pekerjaan dan belajar. Selain itu obat jenis simultan juga meningkatkan koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui kesulitan dalam melakukan pekerjaan tangan atau berolahraga.

Jenis simultan dianggap paling baik, dalam dosis yang rendah tidak akan membuat anak seperti “fly”. Selama pemberian obat dalam dosis rendah dan terkontrol jenis simultan ini dianggap tidak menimbulkan adiktif. Dalam treatmen juga diusahakan manajemen pemberian obat-obatan, misalnya seminggu sekali atau pada waktu siang hari.

Jika dalam seminggu tidak memberi pengaruh meningkatkan performance, dokter akan meningkatkan dosis, jika tidak juga memberi pengaruh maka dokter akan mengganti dengan obat jenis lainnya.

Obat yang digunakan untuk gangguan ADHD pada anak-anak

Nama Obat

Nama Generik

Peruntuk

Adderall
Adderall XR

amphetamine

3 > Tahun

Concerta

methylphenidate

6 > tahun

Cylert

pemoline

6 > tahun

Daytrana

methylphenidate

6 > tahun

Dexedrine
Dextrostat

dextroamphetamine

3 > Tahun

Focalin

dexmethylphenidate

6 > tahun

Metadate ER
Metadate CD

methylphenidate

6 > tahun

Ritalin

methylphenidate

6 > tahun

Strattera

atomextine

6 > tahun

Vyvanse

lisdexamfetamine

6 > tahun

Cylert mempunyai pengaruh buruk terhadap fungsi ginjal, oleh karenanya obat ini tidak diberikan pada awal-awal terapi


b) Psikoterapi

Behavior therapy
Terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pada anak, pada terapi ini orangtua terlibat langsung dalam terapi, misalnya memberikan penghargaan terhadap perilaku yang positif yang ditujukkan oleh anak. Ketika anak mulai kehilangan kontrol, orangtua mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di kursinya sampai ia menjadi tenang. Tujuan dalam terapi ini juga mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya. Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.

Social skills training
Dalam pelatihan ini anak belajar cara-cara menghargai dan menempatkan dirinya bersama dengan kelompok bermainnya. Pelatihan ini juga anak diajarkan kecakapan bahasa nonverbal melalui insyarat wajah, ekspresi roman, intonasi suara sehingga anak cepat tanggap dalam pelbagai situasi sosial. Disamping itu anak juga diajarkan untuk belajar mengendalikan impuls misalnya dilatih untuk menunggu giliran bermain, berbagi mainan dengan temannya, Pelatihan ini juga diharapkan anak dapat mengontrol perilaku amarah yang tidak terkendali.

Family support groups
Merupakan kelompok orangtua yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan ADHD untuk berbagi pengalaman. Kelompok ini juga saling menyediakan informasi bagi sesama anggotanya, mengundang pembicara profesional untuk berbagi pengetahuan dalam menghadapi dan membesarkan anak-anak mereka

Sumber :http://www.pikirdong.org/psikologi/psi60adhd-an.php

simtom adhd

Gejala diagnosa bila 6 gejala atau lebih menetap minimal selama 6 bulan atau lebih yang berpengaruh pada tingkat perkembangan mental;

1) Gejala gangguan tipe atensi

a) Sulit berkonsentrasi, mengorganisir tugas, atau mempersiapkan peralatan untuk tugas
b) Mudah terpengaruh atau kehilangan konsentrasi bila ada faktor gangguan atau suara
c) Tidak mampu berkonsentrasi pada hal-hal detil atau mengikuti instruksi
d) Sering membuat kesalahan pada tugas disekolah atau aktivitas tertentu
e) Gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas penting di sekolah
f) Mudah lupa
g) Seperti tidak menyimak pembicaraan, terlihat lesu atau kurang bergairah dan sering melamun


2) Gejala gangguan tipe hiperaktif-kompulsif

a) Selalu terlihat aktif, ingin melakukan sesuatu
b) Gelisah, selalu melipat tangan atau kakinya ketika duduk
c) Tidak bisa diam, selalu ingin bergerak
d) Pada anak relatif kecil suka berlari, melompat dan memanjat secara konstan
e) Berbicara setiap waktu
f) Langsung menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan
g) Tidak sabar dalam menunggu giliran
h) Suka menyeletuk pembicaraan orang lain


3) Tipe kombinasi antara gangguan atensi dan hiperaktif-kompulsif


Setiap anak yang diduga mengidap gangguan ADHD haruslah hati-hati dalam kesimpulan diagnosa, karena simtom yang ada bisa saja menyerupai seperti gangguan ADHD akan tetapi sebenarnya anak tersebut bisa saja dalam kondisi medis tertentu, atau dalam situasi stress yang dapat mempengaruhi perilakunya menyerupai gangguan ADHD. Oleh sebab itu kondisi tersebut haruslah didiagnosa oleh tenaga profesional yang sudah berpengalaman dibidangnya.

Dalam melakukan diagnosa, tenaga profesional (bahkan terlibat beberapa bidang ahli di dalamnya seperti; psikiater, psikolog, dokter anak, neurologis, tenaga sosial) akan melakukan assessment secara klinis dengan melihat akademik dan situasi sosial anak, fungsi emosi dan kemampuan dalam perkembangan.
sumber :http://www.pikirdong.org/psikologi/psi60adhd-an.php

ADHD Pada Anak-anak

Tanda-tanda adanya gangguan ADHD sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak anak masa pra sekolah. Kurangnya atensi, hiperaktif dan kompulsif merupakan tanda-tanda yang langsung dapat ditangkap adanya gangguan pada anak, misalnya saja anak tidak suka atau kehilangan minat untuk bermain, berlari kesana-kemari dan tidak dapat mengontrol keinginannya untuk menyentuh benda-benda disekitarnya. Bila orangtua menangkap gejala tersebut seharusnya segeralah membawa anaknya ke dokter anak atau psikolog. Penangan secara dini akan memberikan kontribusi perilaku yang lebih baik ketika anak memasuki tahap perkembangan selanjutnya.

Gangguan hiperaktif-kompulsif mungkin secara langsung bisa terlihat pada perilaku anak, namun tidak pada tipe gangguan atensi, anak terlihat dapat bekerjasama dengan orang sekitarnya, sehingga tipe ini kadang terabaikan secara kasat mata.

Untuk mendiagnosa secara tepat, tenaga profesional biasanya akan mengumpulkan data-data secara lengkap untuk memutuskan diagnosis apakah anak tersebut mengidap gangguan ADHD atau tidak, data tersebut berupa;
- latar belakang keluarga anak
- Kemungkinan gangguan pendengaran
- Ketidakmampuan belajar
- Kecemasan dan depresi
- Pengaruh obat-obatan sebelumnya yang memungkinkan terjadinya gangguan otak
- Kondisi fisik seperti kondisi lobus frontal
- Test psikologi (adaptasi sosial, kesehatan mental, test intelligensi, dan test prestasi)
- Situasi-situasi pencetus stress pada anak

Beberapa test lainnya dapat diberikan oleh terapis berupa tes kemampuan membaca, pemecahan matematika, atau beberapa papan permainan. Tenaga profesional kadang juga perlu melakukan obervasi secara langsung dalam kehidupan sang anak. Bila ditemukan adanya gangguan ADHD secara pasti, tenaga ahli akan membicarakan masalah ini kepada gurunya di sekolah, guru juga akan dilibatkan dalam mendiagnosa gangguan tersebut, biasanya guru akan diberikan sebuah form evaluasi (behavior rating scales) perilaku anak untuk diisi oleh guru yang bersangkutan.
Sumber :http://www.pikirdong.org/psikologi/psi60adhd-an.php

Kapan ADHD mulai? How long does ADHD last? Berapa lama ADHD terakhir?

Menurut ADHD Selandia Baru Online Support Group, awal ADHD biasanya terjadi sebelum orang tersebut 7 tahun. For about 75% of ADHD sufferers, symptoms continue into adulthood. Sekitar 75% dari penderita ADHD, gejala berlanjut sampai dewasa. However, levels of hyperactivity tend to decrease as the person gets older. Namun, tingkat hiperaktivitas cenderung menurun sebagai orang semakin tua.

Adult ADHD Adult ADHD

It was not until the 1970s that researchers began to realize that what we today know as ADHD did not always go away during a person's teen years. Tidak sampai tahun 1970-an bahwa para peneliti mulai menyadari bahwa apa yang sekarang kita kenal sebagai ADHD tidak selalu pergi selama seseorang remaja. It was during that decade that it was also noticed that some ADHD symptoms were identified in the parents of children undergoing ADHD treatment. Itu selama dekade itu juga menyadari bahwa beberapa gejala ADHD teridentifikasi dalam orang tua dari anak-anak menjalani perawatan ADHD. In 1978 ADHD was formally recognized as a condition that also afflicts adults, and the term Adult ADD began - the 'H' of ADHD was dropped because it seemed the adults were not as hyperactive as children. ADHD Pada tahun 1978 secara resmi diakui sebagai suatu kondisi yang juga menimpa orang dewasa, dan istilah Adult ADD mulai - yang "H" dari ADHD dijatuhkan karena tampaknya orang-orang dewasa tidak seperti hiperaktif sebagai anak-anak.

According to uspharmacist.com , approximately 8 million adults in the USA have ADHD. Menurut uspharmacist.com, sekitar 8 juta orang dewasa di Amerika menderita ADHD. An adult with ADHD who is untreated will tend to have a chaotic lifestyle - they may seem more disorganized compared to people who are not afflicted with ADHD. Dewasa dengan ADHD yang tidak diobati akan cenderung memiliki gaya hidup yang kacau - mereka mungkin tampak lebih teratur dibandingkan dengan orang yang tidak menderita ADHD. Healthcare professionals believe there are millions of adults who have ADHD but do not know and remain untreated. Healthcare professionals percaya ada jutaan orang dewasa yang menderita ADHD tetapi tidak tahu dan tetap tidak diobati. Studies indicate that adults with ADHD benefit enormously from a combination of medication and behavior therapy . Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan ADHD manfaat besar dari kombinasi terapi obat dan perilaku.

sumber :http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicalnewstoday.com/info/adhd/whatisadhd.php&prev=/search%3Fq%3DADHD%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DpCC%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhigCyTqtyzeuol_oyitOZtiFmxZWg

Bagaimana saya tahu jika saya, anak saya, pasangan atau relatif telah ADHD?

ADHD tidak dapat didiagnosis secara fisik, yaitu dengan tes darah, tes urine, otak scan atau memeriksa fisik. As most children have problems with self-control anyway, a proper diagnosis can be quite challenging. Seperti kebanyakan anak mengalami masalah dengan pengendalian diri pula, diagnosa yang tepat bisa sangat menantang.

An ADHD diagnosis has to be carried out by a specialist - usually a psychiatrist, psychologist or pediatrician. Sebuah diagnosis ADHD harus dilakukan oleh seorang spesialis - biasanya seorang psikiater, psikolog atau dokter anak. The specialist will observe the child and recognize behavior patterns. Spesialis akan mengamati anak dan mengenali pola-pola perilaku. Data regarding the child's behavior at home and at school will also be studied. Data mengenai perilaku anak di rumah dan di sekolah juga akan dipelajari. Only a specialist will be able to accurately detect whether other problems and/or conditions are resulting in ADHD-like behavioral characteristics. Hanya seorang spesialis akan mampu mendeteksi secara akurat apakah masalah-masalah lain dan / atau kondisi yang menyebabkan seperti perilaku ADHD-karakteristik.

Interesting links Link menarik
Diagnostic Criteria for ADHD (ADHD Information Services) Kriteria diagnostik untuk ADHD (ADHD Information Services)

sumber :http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicalnewstoday.com/info/adhd/whatisadhd.php&prev=/search%3Fq%3DADHD%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DpCC%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhigCyTqtyzeuol_oyitOZtiFmxZWgnow how to find a specialist, ask your GP. Jika Anda tidak tahu bagaimana untuk menemukan spesialis, tanyakan dokter Anda.


Apa penyebab ADHD?

We are not sure. Kami tidak yakin. Studies reveal that a person's risk of developing ADHD is higher if a close relative also has/had it. Studi menunjukkan bahwa risiko seseorang berkembang ADHD adalah lebih tinggi jika saudara dekat juga mempunyai / memilikinya. Twin studies have indicated that ADHD is highly heritable. Kembar penelitian telah menunjukkan bahwa ADHD sangat diwariskan. We also know that ADHD is much more common in boys than girls. Kita juga tahu bahwa ADHD jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. The scientific community generally agrees that ADHD is biological in nature. Umumnya komunitas ilmiah setuju bahwa ADHD adalah biologis di alam. Many reputable scientists believe ADHD is the result of chemical imbalances in the brain. Banyak ilmuwan terkemuka percaya ADHD adalah hasil dari ketidakseimbangan kimia dalam otak.

Some studies have indicated that food additives, specifically some colorings, may have an impact on ADHD behaviors. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa makanan tambahan, khususnya beberapa pewarna, mungkin berdampak pada perilaku ADHD. In July 2008, the European Union ruled that synthetic food colorings (called azo dyes) must be labeled not only with the relevant E number, but also with the words "may have an adverse effect on activity and attention in children" . Pada bulan Juli 2008, Uni Eropa memutuskan bahwa pewarna makanan sintetis (disebut azo dyes) harus diberi label tidak hanya dengan nomor E yang relevan, tetapi juga dengan kata-kata "mungkin memiliki efek buruk pada aktivitas dan perhatian pada anak-anak".

A 1984 study by Benton and team , demonstrated that sugar has no effect on behavior. Sebuah 1984 Benton dan penelitian oleh tim, menunjukkan bahwa gula tidak berpengaruh pada perilaku. A study in 1986 by Milich and Pelham, and another by Wolraich and team in 1985, also found no link between sucrose (sugar) and behavior impact on children with ADHD. Sebuah penelitian pada tahun 1986 oleh Milich dan Pelham, dan lain dengan Wolraich dan tim pada tahun 1985, juga tidak menemukan hubungan antara sukrosa (gula) dan dampak perilaku anak-anak dengan ADHD. However, most sugars found in sugary foods and sweets (candy) consumed by children are corn syrup and high fructose corn syrup - these sugars were not used in any of the above-mentioned studies. Namun, sebagian besar gula yang ditemukan dalam makanan manis dan gula-gula (permen) yang dikonsumsi oleh anak-anak adalah jagung sirup dan sirup jagung fruktosa tinggi - gula ini tidak digunakan dalam salah satu penelitian yang disebutkan di atas.

Interesting link Link menarik
Possible causes of ADHD (New Zealand's ADHD Online Support Group) Kemungkinan penyebab ADHD (ADHD Selandia Baru Online Support Group)

sumber :http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicalnewstoday.com/info/adhd/whatisadhd.php&prev=/search%3Fq%3DADHD%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DpCC%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhigCyTqtyzeuol_oyitOZtiFmxZWg

Apa tanda-tanda umum pada anak-anak ADHD?

  • anak gelisah, terlalu aktif, gelisah
  • the child is constantly chattering anak terus berceloteh
  • the child is continuously interrupting people anak secara terus-menerus mengganggu orang
  • the child cannot concentrate for long on specific tasks anak tidak bisa berkonsentrasi lama pada tugas-tugas khusus
  • the child is inattentive anak pelengah
  • the child finds it hard to wait his/her turn in play, conversations or standing in line (queue) anak merasa sulit untuk menunggu-nya / gilirannya bermain, percakapan atau berdiri di baris (antrian)

The above signs may be observed in children frequently and usually do not mean the child has ADHD. Tanda-tanda di atas dapat diamati pada anak-anak sering dan biasanya tidak berarti anak ADHD. It is when these signs become significantly more pronounced in one child, compared to other children of the same age, and when his/her behavior undermines his/her school and social life, that the child may have ADHD. Ini adalah ketika tanda-tanda ini menjadi jauh lebih menonjol pada satu anak, dibandingkan dengan anak-anak lain pada usia yang sama, dan ketika ia / nya perilakunya merusak / sekolahnya dan kehidupan sosial, bahwa anak mungkin menderita ADHD.

sumber :http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicalnewstoday.com/info/adhd/whatisadhd.php&prev=/search%3Fq%3DADHD%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DpCC%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhigCyTqtyzeuol_oyitOZtiFmxZWg